Fimela.com, Jakarta Kehadiran putri pertama pasangan suami istri Neysa dan Bima mengubah segalanya, termasuk yang membuat mereka menjadi pasangan pebisnis muda. Semua dimulai dari keinginan untuk fokus mengurus sang putri, Neysa memutuskan untuk mengundurkan diri dari kerja kantoran dan diikuti Bima yang juga ingin memiliki waktu lebih fleksibel dengan berbisnis konveksi pada Agustus 2020.
Sayangnya pandemi membuat usaha konveksi sepi orderan lantaran banyak instansi, sekolah, dan komunitas yang dirumahkan. Mereka pun beralih pada usaha retail fashion dengan membuat lini sendiri.
Bisnis pakaian pertama yang dibuat adalah premium raincoat unisex yang berjalan cukup baik, namun tidak setiap hari ada penjualan. Keduanya kembali berpikir untuk mencari sumber penghasilan lain dengan mencoba membuat brand dengan segmentasi perempuan yang memproduksi gamis dan tunik.
Meski meyakini jika produk fashion modest akan ramai dibeli, Neysa dan Bima harus gigit jari karena saat momen perilisan, angka kasus Covid-19 sedang tinggi-tingginya. Sehingga penjualan busana untuk bepergian jadi kurang diminati karena semua aktivitas kembali dibatasi.
"Setelah hampir menyerah dan berniat kembali kerja kantoran, kami diskusi dengan beberapa teman dan menganalisis pasar. Dan akhirnya memutuskan untuk membuat memproduksi baju anak karena target pasarnya cukup luas dan akhirnya hadirlah brand Sweet Suit di pertengahan Januari 2022," ujar Neysa pada Fimela.com.
Dari Trial Error Sampai jadi Star Seller
Saat menemukan bisnis yang dirasa tepat, mereka kembali bergulat dari nol untuk mempelajari semua hal secara otodidak. Masing-masing memiliki desk job-nya, sampai putri pertama pun memiliki 'job' sebagai model.
"Suami yang incharge di produksi dan aku yang handle semua yang berkaitan dengan platform digital, sampai anak kami pun dikaryakan sebagai model. Kami sama-sama enggak ada basic di bisnis dan fashion, pasti mengalami trial and error sampai status kami saat ini di marketplace sudah jadi star seller," lanjut Neysa bersemangat.
Pemilihan bisnis baju anak sendiri juga hadir atas kebutuhan personal sebagai orangtua baru yang menginginkan kenyamanan dan keamanan pada pakaian buah hati. Sayangnya, selama ini Neysa melihat kebanyakan kualitas yang diberikan oleh beberapa produsen baju bayi tidak sebanding dengan mahalnya harga pakaian tersebut.
"Dari situ juga aku dan suami semakin mantap untuk membuat baju bayi dan anak dengan kualitas premiun dan harga yang sebanding. Kami sebagai orangtua akan memberikan kualitas terbaik, pelayanan terbaik, dan harga terbaik juga untuk para orangtua lainnya," cetusnya bersemangat.
Multifungsi dan Berteknologi
Setelah mempelajari tentang beragam material pakaian serta desainnya sendiri, Sweet Suit mengklaim sebagai brand premium yang mengusung konsep unisex, multi-functional, one set, dan concern pada tumbuh kemban anak. Mulai dari pemilihan model pakaian yang bisa dipakai perempuan atau laki-laki, desain atau model yang unik dan anti-mainstream, dan yang menarik adalan versatile.
"Jadi 1 set itu multifungsional, bisa dipakai sebagai sleep suit, play suit, track suit yang bisa dipakai tidur, bermain, dan bepergian dengan model kece dan tidak pasaran," beber Neysa.
Karena bisa dipakai untuk semua aktivitas, Sweet Suit memilih bahan atau kain premium cotton waffle yang menggunakan teknologi cool breeze. Cool breeze sendiri adalah sebuah treatment baru pada kain yang memberikan efek adem atau dingin pada pakaian saat bersentuhan dengan kulit dan cepat menyerap keringat.
"Keunggulan lainnya dari bahan yang menggunakan treatment cool breeze ini adalah bebas Formaldehida (Formaldehyde), yaitu senyawa kimia seperti formalin yang mudah menguap dan biasanya digunakan sebagai resin penyempurnaan. Apabila kandungan formaldehida melebihi batas pada kain, maka akan mengakibatkan iritasi pada selaput lendir, peradangan pada kulit, dan tidak menutup kemungkinan akan bersiko kanker di kemudian hari," rincinya.
Produk fashion signature
Setelah riset sana-sini, Sweet Suit menemukan produk khas yaitu Kimono Jumper. Menurut Neysa, kebanyakan brand pakaian bayi dan anak yang membuat model lengan pendek atau celana pendek pada kimononya.
"Tapi Sweet Suit membuat jumper panjang dengan desain yang tidak dimiliki brand lain. Sehingga yang dijual tidak sama dengan yang sudah ada," papar Neysa.
Selain Kimono Jumper, ada juga Turtle Neck Set yang tersedia untuk usia 3-24 bulan dengan 6 warna nuansa earth tone. Keduanya sama-sama laris, Sweet Suit pun memanjakan pelanggannya dengan bundling free beanie atau headband.
Selain memberikan gift, Neysa juga menyiasati dengan memberikan voucher potongan harga atau ongkos kirim agar lebih banyak diminati pembeli. Termasuk memasang diskon atau harga coret agar lebih menarik.
"Sebagai pemula, salah satu faktor utama yang menjadi penghambat mulai bisnis adalah takut rugi dan enggan dapat kesulitan. Namun dalam bisnis, rugi adalah suatu hal yang pasti, begitu juga untung. Semuanya menjadi evaluasi dan motivasi untuk kami bisa terus memperbaiki dan mengembangkan bisnis kami," tutup Neysa.
#WomenForWomen