Pertama Kalinya, Indonesia Modest Fashion Day Hadir di Dubai Expo 2020

Anisha Saktian Putri diperbarui 16 Mar 2022, 17:47 WIB

Fimela.com, Jakarta Indonesia Modest Fashion Day powered by Bank Indonesia menampilkan 18 desainer/brand Indonesia dan 2 brand UAE yang mengolah tekstil Indonesia menjadi koleksi ready to wear di Dubai, Uni Emirate Arab.

Pada tanggal 13 maret lalu, gelaran Dubai Expo 2020 mengadakan show modest fashion pertamanya. Mengangkat total 20 desainer termasuk 2 lokal brand dari dubai, acara yang diadakan di depan Paviliun Indonesia ini dimaksudkan untuk merayakan keberagaman wastra Indonesia dan budayanya, melalui kolaborasi fashion yang unik.

Event ini adalah bagian dari Bank Indonesia Special Week at Expo 2020 dan Road to G20 Presidency of Indonesia 2022. Bank Indonesia sebagai salah satu pendukung bisnis sharia di Indonesia menciptakan IKRA sebagai platform untuk membangun ekosistem yang berkelanjutan di sektor muslim/modest fashion dan juga makanan dan minuman halal. 

IKRA Indonesia yang merupakan singkatan dari Industri Kreatif Syariah Indonesia adalah inisiasi dari Bank Indonesia dan Vivi Zubedi Indonesia Foundation yang melingkupi pengembangan bisnis syariah secara holistic, pengembangan kapasitas, penguatan branding, sertifikasi, akses pembiayaan dan procurement market lokal dan internasional. Tujuan dari IKRA Indonesia untuk meningkatkan penetrasi dan kompetensi produk Indonesia di market global.

Dengan highlight bertajuk Artisanal Touch of Modest Fashion, fashion show ini menampilkan womenswear dan menswear dari berbagai penjuru Indonesia yaitu Wearing Klamby, Itang Yunasz dan para anggota IKRA: Tethuna, Roemah Kebaya Vielga, Thiffa Qaisty, Ija Kroeng, Fatih Indonesia, Bermock, Tenun Gaya by Wignyo, Lamops, Rorokenes Indonesia, Pala Nusantara, Batik Chic. Serta 5 brand IKRA yang diikut sertakan untuk exhibition yaitu Anggia Syari, Sanet Sabintang, Ina Priyono, Gi Scarf by Tuty Adib dan Charlie Bravo.

“Modest Fashion adalah industri terbesar di Indonesia. Perbedaan utama dari produk Indonesia dengan produk lain di seluruh dunia adalah kentalnya pengaruh budaya di produk-produk kita. Budaya kita diterjemahkan dalam desain ready to wear dan menghasilkan koleksi yg unik dan sarat akan sentuhan seni yang bermakna. Kita membawa pilihan lain ke dalam arena global modest fashion,” ujar Franka Soeria, co-founder #Markamarie and founder of Council of Modest Fashion.

What's On Fimela
Itang Yunasz, salah satu pelopor fashion islami yang terkenal. Itang memilih untuk mendedikasikan pertunjukannya pada kain tenun tradisional Sumba. Keindahan Sumba terlihat dari motif-motif yang terlihat dalam tradisi tekstil tenunan tangan.
Roemah Kebaya Vielga- rumah bagi lebih dari 20 pengrajin bordir lokal. Brand fokus pada sulam manual yang banyak tersedia di daerah Payakumbuh menawarkan sulaman bunga berjiwa feminin, cantik namun berani, warna warni mulai dari warna lembut hingga berani.
2 dari 2 halaman

Hal yang unik di acara ini

Dulce oleh Safiya yang mengkhususkan diri dalam desain unik di ruang mode sederhana yang diciptakan oleh Safiya Abdallah. Barang mewah dengan harga terjangkau menawarkan potongan yang dapat disesuaikan untuk setiap wanita. Koleksi Dulce akan dibuat dengan tekstil tradisional Indonesia.

Yang unik adalah tampilnya dua brand UEA yaitu Dulce by Safiya dan Nuna Atelier mengolah kain nusantara dan memadankan koleksinya dengan aksesori buatan Indonesia.

Safiya Abdallah, founder dari Dulce by Safiya berkomentar tentang tekstil Indonesia, awalnya hanya melihat lewat foto dan sudah tertarik, ketika menerima kainnya di tangan.

“Sayajatuh cinta! Kualitas desainnya sangat indah dan unik" ujarnya yang mengolah kain dari Putrimas dan Tenun Pringgasela.

Noora Al Alawi, creative director dari Nuna Atelier berkata, jika cukup terkejut ketika tahu kain Indonesia cara pembuatannya begitu sulit dan semua handmade. Kualitas dan standar dari kain kain yang diterima sangatlah tinggi.

“Saya semangat mengolah kain ini ke dalam desain desain saya," ujarnya ketika menerima kain dari Agung Bali Collection.

Nuna yang karya-karyanya kerap dipakai oleh artis Hollywood ini memadankan koleksinya dengan karya Indonesia yaitu aksesoris dari Lamops , jam dari Pala Nusantara dan tas Rorokenes.

Event yang mengangkat karya nusantara sebagai highlight ini mendapat sambutan baik dari media, influencer dan buyer di UEA.

Nuna Atelier yang eklektik dan kontemporer terus berkembang dalam teknik & individualitas, menciptakan tolok ukur unik bagi desainer independen yang berasal dari wilayah tersebut. Nuna akan dipadankan dengan tas anyaman artisanal Rorokenes, Aksesoris Lamops yang dibuat dari kerang mutiara.

#women for women