Fimela.com, Jakarta Setiap tanggal 14 Maret, orang-orang di Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan merayakan semacam Hari Valentine, yang dikenal sebagai White Day. Dalam budaya Barat, Hari Valentine dirayakan dengan memberi dan menerima, sepasang kekasih bertukar cokelat atau hadiah, yang justru sedikit berbeda di Jepang dan negara lain.
Dalam beberapa minggu terakhir, telah banyak toko yang memajang dan menjual cokelat putih di Tokyo. Berbagai makanan manis, seperti marshmallow dan hadiah dipersiapkan untuk acara besar ini.
Jadi, apa sebenarnya White Day ini? Singkatnya, dilansir dari forbes.com, White Day adalah Hari Valentine untuk para pria di Jepang.
Tradisinya adalah para pria memberikan cokelat mahal kepada perempuan yang terlibat asmara dengan mereka dan cokelat yang lebih murah kepada rekan kerja, bos, dan terkadang saudara perempuan mereka. Menurut United States Department of Commerce dan sumber lainnya, White Day sebenarnya adalah penemuan toko makanan kecil di wilayah Hakata bernama Ishimura Manseido pada tahun 1970an.
White Day
Di tahun 1977, seorang eksekutif perusahaan bernama Zengo Ishimura sedang membaca majalah perempuan untuk mencari inspirasi dan ada satu surat pembaca yang menarik perhatiannya. Seorang perempuan menuliskan, "Tidak adil jika pria mendapatkan cokelat dari perempuan di Hari Valentine, tapi mereka tidak membalas budi. Mengapa mereka tidak memberi kita sesuatu? Seperti saputangan, permen, atau marshmallow..."
Zengo Ishimura lalu terinspirasi untuk menciptakan hari khusus untuk pria, agar mereka bisa mengungkapkan rasa terima kasih mereka. Ia juga membuat makanan manis baru untuk membantu para pria mengekspresikan perasaan mereka, terbuat dari pasta marshmallow dengan isian cokelat di dalamnya.
Pada rapat perusahaan, ia meminta karyawan perempuannya untuk memilih hari bagi para perempuan untuk mendapatkan hadiah, yaitu tanggal 14 Maret atau tepat satu bulan setelah Hari Valentine. Pertama kali dirayakan, namanya adalah Marshmallow Day, yang kemudian diubah menjadi White Day.
White Day
Di tahun 1980an, White Day telah menyebar ke seluruh Jepang dan mulai memasukkan cokelat putih dan barang-barang lainnya sebagai hadiah. Taiwan dan Korea Selatan juga mengadopsi kebiasaan ini.
Sayangnya, menurut Kaori Shoji, seorang penulis, popularitas White Day saat ini mulai berkurang. Kaum pria dan perempuan sama-sama menganggap kewajiban memberi hadiah seperti ini membosankan.