Keluhkan Gatal Tenggorokan, Obama Positif Covid-19

Nabila Mecadinisa diperbarui 14 Mar 2022, 11:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Kasus Covid-19 belum usai, meskipun catatatan positif terus melandai, namun penerapan protokol kesehatan tetap harus dijaga untuk melindungu diri. Baru-baru ini, Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama baru saja mengalami tenggorokan gatal sebagai penanda gejala Covid-19 yang dialaminya. 

Barack Obama terdeteksi positif Covid-19 dengan gejala gatal tenggorokan yang menjadi ciri khas varian Omicron. Varian ini disebut-sebut memiliki gejala yang ringan dengan efek seperti mengalami batuk dan gatal pada tenggorokan, serupa dengan flu.

Berbeda dari varian biasanya, Omicron juga tidak menyebabkan demam dan sesak nafas seperti varian Covid-19 Delta. Hal ini juga imbas dari efek vaksin yang sudah dilakukan, sehingga meringankan gejala-gejala berat seperti yang terjadi sebelumnya.

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Efek ringan karena terlindungi vaksin

Mantan Presiden AS, Barack Obama bersama nenek tirinya, Sarah dan sang adik tiri, Auma menghadiri peresmian pusat pelatihan dan olahraga yayasan Sauti Kuu di Kogelo, Kenya, Senin (16/7). Auma Obama adalah adik beda ibu Barack Obama. (AFP/TONY KARUMBA)

"Saya dinyatakan positif Covid. Tenggorokan saya gatal selama beberapa hari, tapi selain itu, saya merasa baik-baik saja," kata Obama melalui Twitter. Obama kemudian memastikan bahwa istrinya, Michelle, tak tertular Covid-19.

Ia menutup twitnya dengan menuliskan, "Ini merupakan pengingat untuk mengikuti vaksinasi jika belum, meski kasus sekarang sedang turun." Seorang yang dekat dengan Obama mengatakan kepada CNN, mantan presiden itu baru saja kembali dari ke Washington setelah menghabiskan musim panas di Hawaii. Ia dinyatakan positif Covid-19 di Washington.

 

3 dari 3 halaman

Sejumlah negara sudah memasuki endemi

Obama terkena Covid-19 (AFP PHOTO / ZACH GIBSON)

Rochelle Walensky, Direktur CDC pernah mengatakan bahwa saat ini, dunia telah memiliki banyak penyakit endemi, salah satunya adalah influenza dan mungkin akan segera terjadi dengan COVID-19. Ini bukan berarti bahwa pandemi hampir berakhir, karena banyak bagian dunia masih mengalami peningkatan jumlah kasus, rawat inap, dan kematian yang disebabkan oleh varian baru Omicron yang sangat menular.

Ketua Departemen Epidemiologi dan Penyakit Mikroba di Yale School of Public Health Albert Ko setuju bahwa saat ini bukan situasi di mana kita bisa langsung beralih dari pandemi ke endemi. Menurutnya, untuk memasuk tahapan endemi, itu adalah proses bertahap dan sedang kita jalani saat ini.

#Women for Women