Fimela.com, Jakarta Selalu ada pilihan bagi para perempuan untuk berkarier di bidang kreatif. Tak hanya seputar dunia hiburan dan seni, 'kerja kantoran' juga bisa menjadi medium untuk menyalurkan ide-ide segar dan kreativitas.
Setidaknya hal itu yang diyakini Randu Zulmi, perempuan yang telah bertahun-tahun meniti karier di dunia marketing communication. Ia menemukan kepuasan tersendiri dalam menyusun strategi sebuah brand dan menjembatani komunikasi dengan konsumen.
Profesi yang ia tekuni saat ini menjadi titik temu antara kesenangannya dalam berkreasi dan latar belakang pendidikan di bidang advertising.
"Aku tuh selalu pengen kerja di bidang kreatif, tapi karena dulu kuliahnya di advertising jadi ga bisa bekerja di creative enterprise yang terlalu technical. Akhirnya cari-cari yang masih punya creative part tapi bisa kerja kantoran. Jadi dari sekian banyak kerjaan akhirnya pilihnya tuh di marketing communication," ungkap Randu Zulmi dalam wawancara khusus dengan FIMELA.
Perempuan berdarah Medan tersebut telah mengasah pengalaman komunikasinya di berbagai bidang seperti perbankan, media dan agensi. Dan kini ia dipercaya menjadi Head Marketing Communications Youth Segment XL Axiata yang memberinya banyak ruang untuk eksplorasi.
"Happy-nya adalah aku lumayan beruntung di AXIS tuh iklannya kita boleh eksploratif banget gitu kan. Jadinya bekerjanya tuh sangat menyenangkan karena aku bisa sekreatif mungkin gitu ya selama masih relevan, selama masih acceptable kita boleh berkreasi seliar-liarnya. "It’s been a great experience working for XL Axiata in general," tambahnya.
Karier Bukan Segalanya, tapi....
Dalam kurun waktu tiga tahun, Randu Zulmi sukses membawa perubahan besar di AXIS. Ia berhasil merombak image provider tersebut sehingga kini lebih familiar dengan Gen-Z yang jadi target market mereka.
Dukungan tim dan orang-orang di sekitarnya tentu membantu kesuksesan tersebut. Namun prinsip yang kuat dalam dalam dirinya juga jadi faktor penentu,
"Everything that you do, you have to take it seriously. Jadi kita harus take responsibility for every action yang kita bikin. Kadang kan orang selalu bilang yaudah lah nanti juga bisa, yaudah lah nanti aja dikerjainnya. Semua pilihan dalam hidup sebenernya ada impact-nya ke orang lain dan ke kita sendiri," jelasnya.
Menyinggung soal perempuan yang berkarier, setiap orang mungkin punya pandangan berbeda. Namun dari yang tercermin di masyarakat kita, masih banyak stigma dan stereotip negatif tentang perempuan dan karier.
Konsekuensinya, cukup banyak perempuan yang tak mendapat kesempatan untuk mengembangkan kariernya di dunia profesional. Namun perempuan punya pilihan, dan seharusnya orang menghargai hal tersebut.
"Menurut aku karier itu bukan segalanya. Tapi segalanya bisa didapat dari karier, terdengar klise tapi memang seperti itu. Apa sih objektif dalam hidup? Kalau aku, my life objective adalah pensiun dini dan enjoy my life. Makanya aku mikir, gapapa Ndu, kerja keras dulu, wok smart, hard, nanti juga kamu akan menikmati hasilnya," tutur perempuan yang hobi membaca novel ini.
"Menurut aku hidup sebagai perempuan itu sulit karena memang kita selalu minoritas. So whatever your career is, whatever your choice is. please be more respectful to other women. Karena sebenernya kita harus saling mendukung satu sama lain.
Bagi Randu, berusaha sebaik mungkin untuk mencapai kehidupan dan karier yang baik adalah hal penting. Namun yang tak kalah penting adalah untuk mencintai dan merawat diri sendiri.
"Saran terbaik untuk perempuan di luar sana yang baru merintis karier, sedang merintis karier. Jangan lupa what is your objective in life. Kadang-kadang kita tuh udah terlalu sibuk, misalnya ibu rumah tangga udah sibuk banget jadi lupa nih. Jadi sebenarnya mau kita apa, so please don’t forget you. Karena sebenernya kan di tengah segala kesibukan itu we always forget ourselves, right?. So don’t forget what do you want. Jadi apapun yang kamu lakukan kamu kok yang akan ngejalanin," kata Randu.
Pilih Jalan Berbeda
Randu Zulmi punya latar belakang keluarga yang menarik. Si sulung dari tiga bersaudara ini merupakan putri dari almarhum Asrul Zulmi, sekaligus keponakan dari Nizar Zulmi. Keduanya merupakan nama yang sudah tidak asing di dunia sinetron dan layar lebar di Indonesia.
"Bapak aku tuh dulu seorang pemain sinetron. Aku inget banget pas aku kecil I’ve always hate went outside with my dad, pergi keluar sama bapak tuh selalu bikin aku stress. Karena fans bapak selalu dateng minta foto atau tanda tangan. I've always hated those people," ungkap Randu.
Namun pandangan itu berubah seiring berjalannya waktu. Hal-hal yang ia benci di masa lalu, kini jadi sesuatu yang indah untuk dikenang.
"Tapi makin kesini kaya jadi bangga karena ada banyak orang yang jadi kenalan gara-gara mereka bilang dulu ngefans sama bokap. Mungkin karena masih kecil suka kesel tapi sekarang pas udah gede kaya I live in my dad's memory through people’s eye. It's a lovely experience," jelasnya.
Dari pengalaman keluarga, Randu akhirnya memilih untuk menekuni bidang lain. Ia mengaku tak ada niatan untuk terjun ke dunia entertainment mengikuti jejak sang ayah dan pamannya.
"Nggak sama sekali, karena dulu kalau lihat jadwal bapak ya syuting sampe malem terus di rumah aja kita jarang ketemu karena dia di lokasi kejar tayang dan lain-lain. Justru pas bapak lagi sakit-sakitnya juga waktu itu bapak lagi mau produksi. Jadi mungkin itu juga jadi salah satu alasan kenapa aku kerja kantoran. Karena I wanna spend quality time with my family more," tutur Randu.
"Dia tuh kaya very influence me in so many factors in life ya mulai dari cara dia berpikir karena aku anak pertama dan perempuan jadi dia kaya selalu bilang jangan cengeng, jadi dari kecil harus ayo pikirin yang bener dulu, jadi put your logic above anything else. Itu juga yang bikin aku inget sampe sekarang"
Petuah sang Bapak membentuk karakter dan mentalitas Randu menjadi perempuan yang tangguh. Ia tak jatuh saat harus menghadapi kegagalan karena punya prinsip dan support system yang kuat.
“Untungnya tuh I have a very loving and supporting family gitu. ibu aku tuh selalu santai yaudah lah coba lagi lah, yaudah lah nangisin aja. Jadi sebenernya kalau Semua orang pasti ada gagalnya, jadi kita belajar. Misalnya gagal mau nangis ya ga usah malu, nggak semua orang langsung sukses,” pungkas Randu yang konsisten meniti karier di dunia marketing communication.