Menjadi Ibu Tunggal Bukan Pilihanku, tapi Aku Tegar demi Anakku

Endah Wijayanti diperbarui 11 Mar 2022, 09:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap perempuan selalu memiliki kisahnya sendiri. Caranya untuk berjuang tentu tak sama dengan yang lainnya. Perempuan berdaya dan hebat dengan caranya masing-masing. Tiap pengalaman dan kisah pun memiliki inspirasinya sendiri seperti tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba The Power of Women: Perempuan Berdaya dan Hebat adalah Kamu berikut ini.

***

Oleh: Dara Pradita

Masih kuingat kejadian itu hari saat orang yang kuanggap akan mendampingku seumur hidupku pergi meninggalkanku dan anakku dengan alasan yang tidak bisa diterima akal sehatku. Aku dan suamiku sudah 5 tahun berpisah dengan anakku yang kala itu masih berumur 3 bulan.

Saat itu dengan berat hati kutitipkan sementara buah hatiku bersama kedua orang tuaku sedangkan aku harus mencari nafkah di luar kota. Kenapa tidak kubawa anakku pulang bersama kami saat itu? Itu karena kami belum sanggup untuk membayar pengasuh 

Waktu demi waktu berlalu, aku di perantauan berjuang untuk bisa berkumpul kembali dengan anakku. Berbagai cara sudah kutempuh namun masih mengalami kegagalan hingga pada akhir 2021 aku bisa melakukan mutasi kembali ke daerah asalku. Alhamdulillah dengan segala perjuangan akhirnya aku bisa kembali berkumpul bersama keluargaku terutama anakku. 

 

2 dari 2 halaman

Berusaha Kuat demi Buah Hati Tercinta

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/chartphoto3965336

Walaupun mungkin sudah terlambat bagiku untuk mengasuh anakku tetapi aku tidak merasa kecewa. Aku menikmati setiap momen kebersamaan kami dan puji syukur anakku langsung bisa menerima kehadiran kami yang sudah terpisah 5 tahun ini.

Baru 2 bulan kami merangkul kebahagiaan itu tiba-tiba suamiku izin untuk pergi ke luar kota. Aku memberinya izin tanpa sedikit pun rasa curiga. Namun sudah hampir 3 bulan dia tidak kembali dan memutuskan untuk berpisah dan menceraikanku.

Dengan kejadian itu tidak melemahkanku justru malah semakin menguatkanku sebagai single mom. Peran gandaku sebagai orang tua kadang membuat aku sedih karena anakku tak lengkap mempunyai orang tua tapi aku selalu meyakinkannya bahwa kita berdua bisa hidup bahagia walau tanpa ayah bersama kita.

Anakku anak yang periang dia tidak pernah menunjukkan kesedihan malah dia selalu menguatkan aku sebagai ibunya untuk selalu semangat bekerja. Setiap aku pulang kerja dia memijat bahuku memberi air minum untukku.

Aku sangat terharu dengan sikap anakku. Dia dewasa sekali di usianya yang masih 5 tahun. Semoga dengan kisahku ini bisa menginspirasi para single mom di luar sana yang bekerja untuk buah hati agar tetap semangat menghadapi apa pun badai kehidupan.

#WomenforWomen