Fimela.com, Jakarta Inner child adalah salah satu istilah dalam psikologi yang akhir-akhir ini tengah ramai dibicarakan oleh berbagai kalangan. Istilah inner child sendiri merujuk pada kepribadian atau karakter seseorang yang terbentuk dari pengalaman saat anak-anak. Berbagai pengalaman baik dan buruk saat anak-anak akan berpengaruh pada pembentukan kepribadian dan karakter seseorang. Seringkali, kepribadian dan karakter tersebut tidak berubah bahkan hingga kita dewasa.
Pengalaman baik tentu akan berpengaruh positif pada pembentukan kepribadian dan karakter seseorang, tetapi tidak dengan pengalaman buruk. Pengalaman buruk mampu membuat inner child terluka. Inner child yang terluka mampu membawa dampak buruk pada pembentukan kepribadian dan karakter, bahkan hingga kita dewasa. Berikut adalah 6 tanda kamu memiliki inner child yang terluka:
6 Tanda Kamu Memiliki Inner Child yang Terluka
1. Takut diabaikan
Rasa takut diabaikan adalah salah satu tanda yang paling berbahaya. Dari rasa takut tersebut, seseorang akan cenderung mengurung diri dan tidak melakukan interaksi sosial karena merasa dirinya lebih baik sendiri daripada diabaikan oleh orang lain. Rasa takut diabaikan ini bisa muncul akibat rasa takut di masa lalu.
2. Terus merasa bersalah
Saat orang tua sering menyalahkan anaknya, tak menutup kemungkinan saat dewasa anak tersebut akan tumbuh bersama inner child yang terluka. Terus menerus disalahkan atas kesalahan yang diluar kendalinya dapat membuat seorang anak akan terus merasa bersalah untuk berbagai hal hingga dewasa, termasuk hal-hal yang bukan kesalahannya.
3. Trust Issue
Seorang anak yang seringkali dikhianati atau menjadi korban manipulasi dapat membuatnya tumbuh dengan trust issue, bahkan anxiety disorder. Jika ia tidak berhasil mengobati inner child yang terluka, maka hal tersebut akan menghambatnya dekat dan berhubungan dengan orang lain, bahkan dengan orang yang benar-benar tulus kepadanya.
4. Sulit membuat batasan untuk diri sendiri
Mereka yang sulit menolak atau mengatakan tidak kepada orang lain juga termasuk salah satu ciri orang yang memiliki inner child yang terluka. Mereka cenderung takut membuat batasan diri karena takut menyakiti orang lain atau kurang bisa mengekspresikan apa yang mereka rasakan.
5. Tempramental
Amarah adalah salah satu emosi yang dimiliki semua orang, bahkan meluapkan amarah dapat berdampak baik bagi kesehatan dibandingkan memendamnya. Tetapi, jika seseorang memiliki kesulitan mengontrol amarah nya dan seringkali meluapkan amarah nya dengan mudah, maka ada kemungkinan orang tersebut memiliki masalah lain, inner child yang terluka adalah salah satunya. Hal ini serupa dengan perilaku tantrum yang dilakukan oleh anak-anak saat keinginan mereka tidak terpenuhi.
6. Sulit mengikhlaskan sesuatu
Seseorang yang memiliki inner child yang terluka cenderung memendam trauma untuk dapat tumbuh dewasa tanpa rasa sakit. Tetapi kenyataannya, memendam trauma sama dengan membawa rasa sakit tersebut hingga kita dewasa. Melupakan tidak sama dengan mengikhlaskan.
Mengobati Inner Child yang Terluka
Jika kamu memiliki 6 tanda tersebut, maka besar kemungkinan kamu memiliki inner child yang terluka. Selain berdampak negatif pada pembentukan kepribadian dan karakter, tumbuh bersama inner child yang terluka juga akan membuat mu sulit merasa bahagia. Salah satu cara untuk mengobati inner child yang terluka adalah berdamai dengan masa lalu.
Berdamai dengan masa lalu bukanlah hal yang mudah, tetapi pasti bisa dilakukan. Kamu bisa mencurahkan apa yang selama ini kamu rasakan atau melakukan meditasi. Jangan lupa untuk menerima, mencintai, dan meminta maaf atas segala hal yang terjadi di masa lalu. Jika dirasa terlalu sulit, kamu bisa meminta bantuan tenaga profesional seperti psikolog untuk membantumu mengobati inner child dan berdamai dengan masa lalu.
Ditulis oleh: Savitri Anggita Kusuma Wardani