Fimela.com, Jakarta Apa arti cinta pertama untukmu? Apa pengalaman cinta pertama yang tak terlupakan dalam hidupmu? Masing-masing dari kita punya sudut pandang dan cerita tersendiri terkait cinta pertama, seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My First Love: Berbagi Kisah Manis tentang Cinta Pertama berikut ini.
***
Oleh: erisasekar
Cinta pertama? Sebuah topik pembicaraan yang tentu saja membuat yang pernah mengalaminya merasakan sesak atau bahkan kupu-kupu berlebihan. Kata orang, cinta pertama tidak pernah berhasil. Tentu saja aku percaya seratus persen pada pernyataan tak berdasar tersebut namun tiga tahun lalu aku seperti menemukan perdebatan dari hal itu.
Sebut saja namanya Thala, laki-laki tinggi yang sudah menjadi temanku sejak umur 3 tahun atau lebih tepatnya sejak hari pertama sekolah. Kami tidak dekat, mengobrol pun jika hanya ada perlunya saja namun yang kuketahui Thala selalu ada didekatku selama belasan tahun ini.
What's On Fimela
powered by
Menjalin Hubungan
Tahun itu adalah tahun terakhir kami berada di sekolah yang sama karena tahun depan aku akan pindah menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi, begitupula dengannya. Anggap saja kami berdua memiliki ego yang cukup tinggi sampai tidak dapat menyampaikan hal itu. Hal yang menurutnya dapat merusak pertemanan belasan tahun kami.
Ya, kami menyukai satu sama lain. Semua orang di sekolah kami bahkan adik kelas pun tahu apa yang kami rasakan. Sebenarnya rasanya aneh, aku tidak pernah merasakan degup tak karuan ini saat melihat lawan jenis lainnya. Kata sahabatku, itu artinya aku merasakan cinta pertamaku.
Cinta? Apa tidak terlalu berlebihan untuk seorang yang masih berusia 15 tahun? Menurutku ini hanya euphoria karena kami akhirnya akan berpisah. Aku dan sifat penolakanku saat itu benar-benar keterlaluan.
Sampai saat itu di hari Senin minggu kedua pada bulan November, Thala datang ke rumahku dan membawakan dua mangkuk eskrim dengan alasan yang satu untuk adikku. Saat itu dia seperti ingin mengatakan sesuatu padaku namun entahlah mungkin tenggorokan mendadak kering karena setelah sepuluh menit mengobrol dia meminta izin untuk pulang tanpa mengatakan hal yang ia coba katakan dan betapa terkejutnya aku saat lima menit setelah kepergiannya, Thala meneleponku dan mengutarakan perasaannya.
Ah jika kuingat lagi, hari itu seperti ada ribuan kupu-kupu di dalam perutku. Tak dapat dipungkiri kalau aku merasa jantungku berdegup 10 kali lipat lebih cepat dari biasanya. Mungkin itu benar kalau aku merasakan cinta pertamaku.
Memilih Perpisahan
Hubungan kami berdua berjalan dengan sangat menyenangkan untuk anak seusia kami yang saat itu gemar menunjukan ketertarikan pada lawan jenis. Kebiasan kami setiap hari adalah berjalan menuju minimarket dekat sekolah dan membeli es krim sambil mengobrol perihal hari ini.
Setelah 6 bulan bersama, barulah kami menyadari bahwa perpisahan semakin di depan mata. Tidak akan ada lagi acara makan es krim bersama atau menyapa di pagi hari. Kami berusaha tidak memikirkan itu karena pasti akan ada jalan keluarnya namun tidak dapat dipungkiri kalau aku memikirkannya setiap hari.
Sampai perpisahan itu sendiri yang kami datangi, dua bulan lagi ujian akhir akan dilaksanakan. hubunganku dengan Thala merenggang 10 kali lipat dari sebelumnya, aku yang terlalu memikirkan perpisahan begitu pun dengannya sampai kami tidak menikmati masa kini. Thala sudah mendapat sekolah sedangkan aku masih menunggu setelah ujian akhir karena menginginkan sekolah negeri.
Tepat satu bulan sebelum ujian akhir kami mengakhirinya. Kalau diingatkan lagi, sebenarnya betapa lucunya kami saat itu yang takut akan perpisahan namun malah mendatangi perpisahan itu sendiri. Aku lulus dengan nilai yang memuaskan begitupun dengannya dan saat ini kami berada di sekolah yang berbeda.
Jika harus bersikap jujur, aku tidak bisa menghilangkan dirinya dari hidupku karena hampir seumur hidupku berada di dekatnya. Jadi sesekali kami masih berkomunikasi untuk sekadar berbincang tentang kegiatan masing-masing.
Dan itulah akhir dari cerita cinta pertamaku yang dengan lucunya berpisah dengan cara yang aneh, tapi kami saling membangun dan tahun depan kami akan mengikuti ujian akhir lagi. Terima kasih untuknya yang sudah membuatku merasakan cinta pertamaku dan aku bersyukur dengan fakta bahwa cinta pertamaku adalah lelaki sepertimu.
#WomenforWomen