Fimela.com, Jakarta Susan B. Anthony, Lucretia Mott dan Elizabeth Cady Stanton merupakan tiga perempuan hebat yang telah berjuang agar para perempuan di Amerika Serikat juga memiliki hak suara seperti para pria. 3 perempuan hebat ini telah memberikan kesempatan pada para perempuan di Amerika agar memiliki hak legal dalam menyuarakan pendapatnya dan mendapatkan kebebasan berpendapat.
Anthony sendiri lahir 200 tahun yang lalu. Ia merupakan perempuan yang lahir dari keluarga progresif. Bertahun-tahun ia berusaha menghapuskan perbudakan bersama keluarganya. Ia juga berusaha memperjuangkan hak suara perempuan setelah keluarganya menghadiri konvensi Seneca Falls di New York pada tahun 1848.
What's On Fimela
powered by
Pertemuan 3 Perempuan Pejuang Hak Suara di Amerika
Pada konvensi Seneca Falls, Anthony bertemu dengan Mott yang merupakan seorang pendeta Quaker yang juga seorang pejuang penghapusan perbudakan. Mott juga merupakan seorang yang gencar menyuarakan perjuangan untuk pendidikan perempuan dan kesetaraan di dunia kerja bagi perempuan. Pertemuan inilah yang kemudian membuat Anthony serta Mott semakin gencar menyuarakan kebebasan berpendapat dan pemberian hak suara bagi perempuan.
Tiga tahun setelah konvensi, Anthony juga bertemu dengan Stanton yang juga menyuarakan hak sama pada perempuan untuk ikut berpartisipasi dalam berbagai hal di masyarakat. Setelah pertemuan keduanya, mereka saling akrab dan menjadi sahabat serta memperjuangkan hak bersuara bagi perempuan bersama-sama.
Perjuangan ketiganya rupanya terus dilanjutkan oleh perempuan–perempuan hebat lain di Amerika. Meski ketiganya telah meninggal dunia sebelum amandemen ke 19 di tahun 1920, jasa ketiganya terus dikenang dan dihormati. Jasa ketiganya telah dipertahankan dengan baik oleh para perempuan yang ikut berpartisipasi dalam demokrasi saat ini baik sebagai pemilih suara atau pejabat terpilih.
3 Perempuan Hebat dalam Pahatan yang Telah Berusia 1 Abad
Atas jasa ketiganya yang begitu besar bagi perempuan di Amerika agar mendapat kesempatan bersuara, sosok ketiganya diabadikan dalam pahatan. Sosok ketiganya diabadikan dalam patung marmer yang dibuat oleh pemahat Amerika Adelaide Johnson satu tahun setelah amandemen ke 19 tentang pemberian hak bersuara disahkan.
Patung tersebut diabadikan di area rotunda Gedung Capitol. Meski sempat dipindah ke ruang bawah tanah selama 75 tahun, patung ini kembali ditempatkan di area rotunda Gedung Capitol untuk mengedukasi para pengunjung mengenai sosok pejuang hak suara di Amerika. Semoga informasi ini bermanfaat.
#ThePowerOfWomen