Fimela.com, Jakarta Google memberikan daya upayanya untuk menolong Ukraina lewat teknologi yang mereka miliki. Salah satunya dengan menonaktifkan fitur utama Goole Maps demi melindungi warga Ukraina.
Sementara ini, informasi akan seberapa sibuk suatu tempat di Ukraina atau kondisi lalu lintas lokal. Dikutip dari The Sun, perubahan ini bersifat global sehingga tidak ada seorang pun di dunia yang bisa melihat data lalu lintas di Ukraina.
Google memilih mengambil langkah ini untuk mempersulit siapapun yang mencoba melacak pergerakan pasukan dan warga sipil di dalma negara yang dilanda perang tersebut.
Google Maps sendiri memanfaatkan jaringan ponsel untuk menyediakan informasi real time bagi pengguna. Seperti pengguna jalan yang dibantu oleh Google untuk mengetahui di mana lalu lintas padat berada.
Teknologi Google Maps
Teknologi ini memungkinkan memberikan informasi kepada pengguna untuk merutekan ulang perjalanan mereka. Google pun secara terperinci menjelaskan seberapa sibuknya suatu perusahaan atau sebuah jaringan berjalan.
The Washington Post mengungkapkan para peneliti menggunakan data tersebut untuk melacak pergerakan di awal invasi.
Pemblokiran dan penundaan jalan menandakan adanya eksodus dan potensi pergerakan pasukan. Namun sejumlah orang merasa khawatir akan Rusia yang memanfaatkan Google Maps utnuk mencari tahu rinciannya padatnya daerah tertentu.
Rusia 'dihukum' oleh perusahaan teknologi
Sebelum menonaktifkan fitur utamanya, Google telah berkonsultasi dengan sejumlah sumber, termasuk otoritas regional. Pengguna internet juga didesak untuk tidak mengungkapkan pergerakan pasukan Ukraina di media sosial.
Tidak hanya Google, Facebook dan Twitter juga ikut dalam daftar perusahaan teknologi yang menindak Rusia dalam beberapa hari terakhir. Baik Google, Facebook, dan Twitter membatasi semua iklan di Rusia atas invasi Ukraina.
Memblokir akun media pemerintah Rusia
Hingga saat ini, YouTube telah memblokir beberapa channel media pemerintah Rusia yang mengambil keuntungan dari iklan. Google juga mengumumkan bahwa mereka menjeda layanan iklan Google untuk pemerintah Rusia.
Meta yang menjadi perusahaan induk Facebook juga mengungkapkan bahwa mereka telah menemukan jaringan peretas yang menargetkan warga Ukraina. Meta pun menutup belasan akun Facebook palsu yang dibuat sebagai bagian dari kampanye Rusia.