Fimela.com, Jakarta Apa arti cinta pertama untukmu? Apa pengalaman cinta pertama yang tak terlupakan dalam hidupmu? Masing-masing dari kita punya sudut pandang dan cerita tersendiri terkait cinta pertama, seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My First Love: Berbagi Kisah Manis tentang Cinta Pertama berikut ini.
***
Oleh: Dianty Rosirda
Aku tak pernah pacaran. Sungguh. Awalnya bukan karena tidak ingin atau paham bahwa pacaran itu tidak ada gunanya. Aku tak pernah pacaran karena terlalu pemalu, pendiam, dan tak percaya diri. Hal itu juga yang membuatku sulit berteman sehingga label judes dan sombong kerap dialamatkan padaku. Padahal kenyataannya, aku merasa sendiri dan terkucilkan.
Rasa suka pada lawan jenis mulai kurasakan sejak akil balig. Ya, aku menyebutnya suka, bukan cinta, meski saat itu aku merasakan debaran yang berbeda bila bertemu orang yang kusukai.
Saat menyukai seseorang, aku cukup menyimpannya dalam diam. Semakin suka padanya, aku akan semakin menarik diri. Rasa malu, takut, dan tak percaya diri menimbulkan berbagai perasaan tak nyaman. Bila ada yang “terpaksa” tahu, lebih baik aku memaksa diri untuk melupakan rasa sukaku.
What's On Fimela
powered by
Mengenai Cinta Pertama
Tak ada kisah cinta dalam masa remajaku. Hal itu terus berlangsung hingga dewasa. Sikapku tak banyak berubah.
Setiap kali ada yang berusaha mendekati, secara alamiah aku akan menjauh. Bila suka atau kagum pada seseorang, aku tetap menyimpan rasa itu dalam diam. Hingga akhirnya, aku tetap sendiri saat umurku terus bertambah. Hal itu membuat orang-orang di sekitarku “gerah”. Mereka berusaha mencarikan jodoh untukku.
Sebenarnya, aku tak pernah menutup pintu hati. Hanya saja, rasa malu dan tidak percaya diri tak mudah kuhilangkan. Tudingan sombong, judes, tinggi hati, dan entah apalagi semakin masif disematkan padaku. Padahal sebenarnya, aku sudah cukup mempersiapkan diri bila ada seseorang yang ingin mengenal dan serius untuk membina hubungan. Tentu saja untuk membina hubungan rumah tangga.
Allah Maha Penyayang. Itulah yang kutanamkan dalam diri. Allahlah yang tahu waktu terbaik untuk mengenal cinta pertama. Akhirnya, aku pun mengalaminya. Aku bisa jatuh cinta. Cinta pertamaku terjadi saat usiaku menjelang tiga puluh tahun. Terlambat? Mungkin bagi ukuran manusia. Bagiku, itu anugerah terindah yang Allah berikan.
Cinta Sejati
Aku jatuh cinta saat dia berkenan menikahiku. Tepatnya, setelah dia resmi menjadi suamiku. Dia hadir di saat yang tepat dengan niat mulia, menikah. Dia tak menghiraukan kejudesan dan sikap dinginku yang muncul begitu saja.
Dia tak hanya menerima kelebihanku, tetapi juga berbesar hati menerima segala kekurangan. Dialah inner cycle-ku. Inner cycle yang kudambakan sepanjang perjalanan hidupku.
Meski tak ada kisah cinta sebelum menikah, tetapi kini kisah cintaku terajut dengan indah dan penuh cerita. Cinta pertamaku berlabuh hingga menjadi cinta sejati. Cintaku tumbuh sejalan dengan kisah perjalanan rumah tangga kami. Mulai hanya berdua hingga kini memiliki tiga buah hati. Hanya satu cita-cita kami kini, berkumpul kembali di surga-Nya kelak.
#WomenforWomen