Tak Perlu Menyalahkan Pertemuan meski Cintamu Bertepuk Sebelah Tangan

Endah Wijayanti diperbarui 08 Mar 2022, 07:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Apa arti cinta pertama untukmu? Apa pengalaman cinta pertama yang tak terlupakan dalam hidupmu? Masing-masing dari kita punya sudut pandang dan cerita tersendiri terkait cinta pertama, seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My First Love: Berbagi Kisah Manis tentang Cinta Pertama berikut ini.

***

Oleh: Indah Hermiati

Suara sirene mobil membuat sebagian pegawai sibuk menyiapkan peralatan ketika memasuki kawasan salah satu rumah sakit yang ada di Ibu Kota. Hal ini menandakan ada seseorang di dalamnya yang membutuhkan pertolongan.

Aku sebagai salah satu dokter bedah segera menghampiri korban kecelakaan yang baru saja tiba. Aku memijit kepalaku yang terasa sedikit pusing, setelah menyelesaikan operasi dengan lancar dan kembali ke ruang kerja sejenak untuk beristirahat.  Sedikit menerawang kejadian beberapa saat yang lalu. 

"Ada keluarga pasien," tanyaku.

"Saya, Dok," jawab salah satu pria dari arah belakang yang membuat sekujur tubuhku kaku untuk sesaat.

 

2 dari 3 halaman

Mengenang Masa Itu

Ilustrasi./Copyright pexels.com/@d-ng-nhan-324384

Suara yang sangat familier di telingaku, apakah orang itu? Entahlah sudah hampir 7 tahun ini aku tidak pernah bertemu dan bertegur sapa  denganya. Deg, tatapan itu masih sama ternyata dia orangnya.

Laki–laki itu adalah Mas Hero (bukan nama aslinya). Dia adalah orang yang membuatku merasakan jatuh cinta untuk pertama kali dalam hidupku. Kami bertemu saat aku masuk SMA.

Aku seorang siswi yang cupu dan suka menyendiri, mahasiswi pindahan dari desa ke kota. Aku hanya memiliki satu teman karena sifatku yang sedikit tertutup. Saat itu di kantin sekolah aku tidak sengaja menabrak salah satu siswi dan menumpahkan minuman ke bajunya tanpa disengaja.

Mas Hero datang bak pahlawan yang membelaku ketika siswi tersebut ingin memukulku karena emosi. Dia merupakan kakak tingkat sekaligus ketua basket di SMA.

Hari terus berlalu kejadian waktu itu membuatku semangat ke sekolah bahkan aku dengan percaya dirinya ikut eksul basket. Semua kulakukan agar aku bisa bertemu lagi dan lagi denganya, tapi apalah dayaku yang hanya mencintainya dalam diam bahkan hampir satu tahun lamanya sekadar sapa pun tak pernah terucap dari bibirku.

Hanya Vita sahabatku yang tahu bagaimana aku seperti orang bodoh mencintainya, datang di setiap pertandinganya bahkan dengan rela mentraktir Vita agar mau menemaniku, mengikuti diam–diam dan melihat dari kejahuan itulah yang kulakukan selama jam istirahat, bahkan hal paling berani adalah mengikutinya sepulang sekolah agar tahu di mana dia tinggal.

3 dari 3 halaman

Cinta dan Pelajaran Hidup

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/artfotodima

Saat itu sekolah mengadakan perpisahan kelulusan untuk kelas 12 SMA. Hari saat aku merasakan namanya patah hati untuk pertama kali dengan orang yang sama. Kupersiapkan coklat dan bungga yang sudah kurangkai begitu indahnya untuk kuberikan kepada orang spesial di hari perpisahanya.

Aku akhirnya memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hatiku kepadanya, tidak peduli dengan harga diri sebagai seorang wanita yang menembak seorang lalaki pujaannya. Tekadku semakin yakin ketika aku sudah tiba di depan gerbang sekolah yang mana acara perpisahan itu masih berlangsung.

Senyumku tak pernah luntur dari bibirku, hatiku berdetak tak menentu ketika aku tanpa sengaja melihatnya berjalan ke arah perpusatakaan tempat favorinya. 

Kulangkahkan kakiku, tangan yang sedikit bergetar dan hawa sekitar tubuhku serasa panas selangkah lagi aku akan menggungapkan perasaaan yang salama ini kupendam. Samar–samar kudengar suara perempuan yang tak asing di telingaku, tak mungkin itu dia yang sedang berbicara dengan Mas Hero.

Badanku tiba–tiba terasa kaku, mataku sudah mengembun siap untuk menagis, sesakit inikah mencintai dalam diam? Hari itu semua berubah ketika tanpa sengaja aku mendengar semua perkataan mereka, seperti kaset rusak yang terus berputar–putar dalam ingatanku. Faktanya dia selama ini mencintai sahabatku Vita yang  hanya membedakan bahwa cintanya terbalaskan. Setelah kejadiaan itu aku bertekad untuk melupakan semua tentangya. 

Cinta adalah pelajaran hidup yang sangat berharga, mengajarkan sesorang arti bahagia bahkan luka. Jangan pernah salahkan pertemuan yang sudah direncakan Tuhan karena pada hakikatnya semua pertemuan pasti ada hikmahya, untuk mengajarkan kita atau sebaliknya. 

#WomenforWomen