Fimela.com, Jakarta Polio adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus. Ini menyerang sistem saraf, dan dapat menyebabkan kelumpuhan total dalam hitungan jam. Biasanya penyakit ini menyerang anak di bawah usia 5 tahun.
Dikutip dari who.int, kasus virus polio liar telah menurun lebih dari 99% sejak 1988, dari sekitar 350.000 kasus di lebih dari 125 negara endemik saat itu, menjadi 33 kasus yang dilaporkan pada 2018. Dari 3 strain virus polio liar (tipe 1, tipe 2, dan tipe 3), virus polio liar tipe 2 telah diberantas pada tahun 1999 dan tidak ada kasus virus polio liar tipe 3 yang ditemukan sejak kasus terakhir dilaporkan di Nigeria pada November 2012.
Gejala Polio
Virus ini ditularkan melalui orang ke orang menyebar terutama melalui rute fekal-oral atau, lebih jarang, oleh kendaraan umum (misalnya, air atau makanan yang terkontaminasi) dan berkembang biak di usus. Gejala awalnya adalah demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kaku pada leher dan nyeri pada anggota badan. 1 dari 200 infeksi menyebabkan kelumpuhan ireversibel (biasanya di kaki). Di antara mereka yang lumpuh, 5% hingga 10% meninggal ketika otot-otot pernapasan mereka menjadi tidak dapat bergerak.Masa inkubasi virus polio biasanya memakan waktu 3-6 hari, dan kelumpuhan terjadi dalam waktu 7-21 hari.
Dikutip dari infeksiemerging.kemkes.go.id, Kebanyakan orang terinfeksi (90%) tidak memiliki gejala atau gejala yang sangat ringan dan biasanya tidak dikenali. Pada kondisi lain, gejala awal yaitu demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher dan nyeri di tungkai.
Adapun gejala Penderita polio dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
- Polio non-paralisis dapat mnyebabkan muntah, lemah otot, demam, meningitis, letih, sakit tenggorokan, sakit kepala serta kaki, tangan, leher dan punggung terasa kaku dan sakit.
- Polio paralisis menyebabkan sakit kepala, demam, lemah otot, kaki dan lengan terasa lemah, dan kehilangan refleks tubuh.
- Sindrom pasca-polio menyebabkan sulit bernapas atau menelan, sulit berkonsentrasi, lemah otot, depresi, gangguan tidur dengan kesulitan bernapas, mudah lelah dan massa otot tubuh menurun.
Cara Penularannya
Polio menyebar melalui kontak orang ke orang. Ketika seorang anak terinfeksi virus polio liar, virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di usus. Ini kemudian dibuang ke lingkungan melalui feses di mana ia dapat menyebar dengan cepat melalui komunitas, terutama dalam situasi kebersihan dan sanitasi yang buruk.
Virus tidak akan rentan menginfeksi dan mati bila seorang anak mendapatkan imunisasi lengkap terhadap polio. Ada juga bukti bahwa lalat dapat secara pasif memindahkan virus polio dari feses ke makanan. Kebanyakan orang yang terinfeksi virus polio tidak memiliki tanda-tanda penyakit dan tidak pernah sadar bahwa mereka telah terinfeksi. Orang-orang tanpa gejala ini membawa virus dalam usus mereka dan dapat “diam-diam” menyebarkan infeksi ke ribuan orang lain.
Pencegahan
Tidak ada obat untuk polio, itu hanya bisa dicegah. Vaksin polio, yang diberikan berkali-kali, dapat melindungi anak seumur hidup. Ada perawatan untuk meringankan gejala yaitu terapi fisik yang digunakan untuk merangsang otot dan obat antispasmodic diberikan untuk mengendurkan otot-otot dan meningkatkan mobilitas. Meskipun ini dapat meningkatkan mobilitas, tapi tidak dapat mengobati kelumpuhan polio permanen.
Apabila sudah terkena polio, tindakan yang dilakukan yaitu tata laksana kasus lebih ditekankan pada tindakan suportif dan pencegahan terjadinya cacat, sehingga anggota gerak diusahakan kembali berfungsi senormal mungkin dan penderita dirawat inap selama minimal 7 hari atau sampai penderita melampaui masa akut. Penemuan dini dan perawatan dini untuk mempercepat kesembuhan dan mencegah bertambah beratnya cacat. Kasus polio dengan gejala klinis ringan di rumah, bila gejala klinis berat dirujuk ke RS.
*Penulis : Saffa Sabila.