Fimela.com, Jakarta Kadang kita dihadapkan pada situasi saat melepaskan terasa jauh lebih berat daripada memperjuangkan. Melepaskan benda kesayangan karena satu dan lain hal hingga melepaskan seseorang yang dicintai, semua itu terasa sangat berat. Mengikhlaskan atau merelakan seringkali tak semudah kata.
Meskipun begitu, agar tidak berlarut-larut dalam rasa sedih ada baiknya kita perlahan belajar untuk merelakan. Prosesnya mungkin tak mudah, tapi bisa jadi titik balik yang mengubah hidup kita. Saatnya untuk selangkah demi selangkah melepaskan yang tak bisa dimiliki untuk bisa melanjutkan dan memperjuangkan hidup yang berharga ini.
What's On Fimela
powered by
1. Berdamai dengan Diri Sendiri
Seperti lirik lagu "Diri" milik Tulus,
"Hari ini kau berdamai dengan dirimu sendiri
Kau maafkan semua salahmu ampuni dirimu
Hari ini ajak lagi dirimu bicara mesra
Berjujurlah pada dirimu kau bisa percaya"
Untuk bisa merelakan sesuatu atau seseorang, kita perlu berdamai dengan diri sendiri. Sudahi menyalahkan diri terus menerus. Jangan lagi mengutuk diri dan kehidupan. Hidup memang seperti ini, tidak semua hal yang diinginkan selalu bisa didapatkan. Namun, selalu ada hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik dari setiap kejadian.
2. Beri Ruang untuk Merasakan Semua Emosi
Kadang kita takut melepaskan sesuatu atau seseorang karena cemas akan merasa kesepian. Kalau itu yang terjadi, maka ada baiknya untuk menerima rasa kesepian. Mengutip buku Tuesdays with Morrie, "Sama halnya dengan kesepian: kita membiarkan datang, kita membiarkan air mata mengalir karenananya, kita membiarkan diri merasakannya secara utuh tetapi pada akhirnya kita sanggup berkata, 'Baik, begitulah rasanya ketika aku kespian. Aku tidak takut merasa sepi, tapi sekarang aku akan menyampingkan rasa sepi itu dan sadar bahwa di dunia ini emosi-emosi lain masih ada, maka aku akan mencoba mengalami semuanya'."
Untuk bisa melepaskan atau merelakan, kita perlu memberi diri kita ruang. Ruang untuk merasakan semua emosi. Merasakan semua yang nyaman dan tidak nyaman, karena dengan begitu kita bisa lebih menerima diri kita dengan cara lebih utuh. Serta punya kekuatan baru untuk kembali melangkah ke depan.
3. Fokus pada Masa Kini
Sulit melepaskan seseorang karena kita punya banyak kenangan bersamanya. Tidak mudah merelakan barang kesayangan karena ada banyak hari indah yang kita habiskan bersamanya. Kita sulit merelakan karena takut kehilangan masa lalu. Akan tetapi, kenyataannya kita hidup pada masa kini. Masa lalu dan semua yang telah terjadi tetap akan jadi bagian dari kehidupan kita. Untuk bisa melangkah ke depan dengan lebih ringan, kita perlu merelakan dan melepaskan hal-hal atau sosok-sosok yang hanya bisa bagian dari masa lalu.
4. Hadirkan Perasaan Cukup
Cukup sudah bersedihnya. Cukup sudah marahnya. Cukup sudah menyalahkan segalanya. Saatnya untuk menghadirkan perasaan cukup atas segalanya. Merasa cukup akan hadirkan batasan yang lebih tegas. Sehingga kita bisa lebih mudah membedakan mana yang jadi prioritas lebih penting di hidup kita saat ini. Saat cintamu tak kunjung dibalas oleh seseorang misalnya, hadirkan perasaan cukup untuk tak lagi memperjuangkannya. Sebab dirimu dan hatimu kini jadi prioritas utama hidupmu.
5. Memilihlah untuk Bahagia
Ya, memilihlah untuk bahagia. Mungkin perasaan sedih, marah, dan kecewa masih akan hadir. Bahkan bekas luka tak bisa hilang selamanya. Namun, kita masih bisa selalu memilih untuk bahagia. Kita masih bisa memilih untuk melakukan hal yang membuat kita senang dan bahagia. Jadi, izinkan diri kita untuk berbahagia sekali lagi.
Semoga apa pun yang sedang menahan dan membebani kali ini bisa kamu relakan dan lepaskan, ya. Merelakan atau melepaskan yang tak bisa dimiliki akan membuat kita lebih ringan dalam melangkah dan melanjutkan hidup ke depan.
#WomenforWomen