Fimela.com, Jakarta Perang Rusia dan Ukraina masih berlanjut hingga saat ini, hingga mengisahkan momen kesedihan mendalam bagi warga setempat.
Kisah mengharukan pun terjadi kepada seorang ayah yang terpaksa berpisah dengan anak perempuannya. Kejadian tersebut dibagikan melalui sebuah video dan langsung viral di media sosial.
Ayah Ukraina tersebut tampak jelas raut ayah yang putus asa mengucapkan selamat tinggal kepada putrinya. Dari kabar yang beredar jika sang ayah berpamitan kepada sang anak untuk ikut berperang.
Namun, melansir globaltimes.cn, kabar sebenarnya sang ayah tersebut sebenarnya tidak melawan pasukan Rusia, melainkan ia memilih untuk tinggal di Ukraina Timur di mana ia bermarkas untuk melawan tentara Ukraina "menyerang" tanah airnya.
Dalam video tersebut, sang ayah menangis saat dia mengucapkan selamat tinggal kepada pasangan dan putrinya ketika mereka akan naik bus menuju Rusia sementara dia memutuskan untuk tetap berada di Ukraina Timur untuk melawan tentara Ukraina.
Video berawal dan banyak disalah artikan
Video tersebut awalnya diposting oleh Walikota Gorlovka Ivan Prikhodko di platform media sosial Rusia VK pada hari Senin.
Deskripsi tertulis yang menyertai video asli mengatakan, "Penduduk Gorlovka dievakuasi setiap hari ke Rusia, melarikan diri dari agresi Ukraina. Hari ini kita telah menyaksikan perpisahan yang menyentuh dari kepala keluarga kepada istri dan putrinya, yang dia lihat ke Rusia. seorang pria tetap di kotanya untuk membela Republik Donetsk dari Angkatan Bersenjata Ukraina dengan senjata di tangannya, dengan air mata di matanya."
Gorlovka adalah kota besar di "Republik Rakyat Donetsk" di Ukraina Timur yang diakui Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Senin sebagai negara merdeka dan berdaulat.
Klip video tersebut, kemudian disalahartikan oleh akun twitter yang menggunakan nama Marios Komnos, merevisi narasi menjadi "Ayah Ukraina mengucapkan selamat tinggal kepada putrinya saat dia tetap di belakang untuk berperang melawan Rusia."
Tweet itu dimuat secara online di tengah meningkatnya konflik antara Rusia dan Ukraina pada hari Jumat.Video itu dengan cepat diposting ulang oleh sekelompok orang Barat yang mendukung Ukraina karena sejalan dengan selera "kebenaran geopolitik" Barat.
Dan akhirnya, banyak media berita Barat termasuk New York Post, Daily Mail, Newsweek dan the Sun memposting video di situs web mereka bahkan tanpa memeriksa fakta dasarnya.
Beberapa media India seperti Times of India juga menyebarluaskan interpretasi yang menyimpang tersebut. Tak satu pun dari outlet berita telah meminta maaf atas kesalahan mereka pada waktu pers.
#women for women