Fimela.com, Jakarta Apa arti cinta pertama untukmu? Apa pengalaman cinta pertama yang tak terlupakan dalam hidupmu? Masing-masing dari kita punya sudut pandang dan cerita tersendiri terkait cinta pertama, seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My First Love: Berbagi Kisah Manis tentang Cinta Pertama berikut ini.
***
Oleh: Nursittah Nasution
Sebut saja dia lelaki hujan, karena begitulah adanya, aku dan dia dipertemukan di satu hari pada bulan Oktober tahun 2007. Hari itu pertemuan kami hanya sebatas pandangan yang tak berujung percakapan, tetapi seolah kami berdua mengisyaratkan ketertarikan satu sama lain. Hari itu berlalu begitu saja.
Tahun 2008, Desember masih mengguyurkan hujan di Bumi Andalas. Kami kembali bertemu, tetapi pertemuan ini tak sedingin tahun lalu. Kami mulai saling melempar senyum dan bertukar nomor handphone. Itulah awal perkenalanku dengan si lelaki hujan yang menjadi pemicu bintik merah jambu menyebar di hatiku.
Setahun lamanya kami saling memendam, hingga akhirnya kami resmi berpacaran di tahun 2009. Mencintai seseorang yang juga mencintai kita memang membahagiakan, meski banyak yang bilang itu hanya cinta monyet tapi entah mengapa aku merasa tidak demikian karena dia si lelaki hujan adalah satu-satunya laki-laki yang berhasil mengetuk pintu hatiku dan membuatku sabar menunggunya dalam penantian dari tahun 2007 ke tahun 2008 sebelum kami bertukar nomor handphone.
What's On Fimela
powered by
Menjalin Hubungan Jarak Jauh
Hubungan kami layaknya hubungan pasangan yang lain. Tak selalu mulus, terkadang kami juga sering selisih paham dan bertengkar kecil. Hal itu juga dipicu karena hubungan jarak jauh yang kami jalani sehingga sering miskom, tapi itu adalah hal yang wajar.
Hingga tahun 2012, tiga tahun sudah kami bersama, aku memutuskan untuk meninggalkan kota kami untuk melanjutkan pendidikan sarjana ke Bumi Sriwijaya. Sementara dia tetap di sana melanjutkan pendidikan diplomanya di Bumi Andalas.
Jarak yang semakin jauh membentang kerap membuat kami sering salah paham. Aku yang memang tipe cuek sering lupa untuk memberi kabar dan tidak banyak bercerita tentang lingkungan baruku. Padahal dia adalah sosok laki-laki yang terbuka, menceritakan apa pun yang dialaminya di hari itu, dan dia adalah sosok yang hangat.
Hingga akhirnya di tahun 2013 kami memutuskan untuk berpisah. Lebih tepatnya kami putus bukan dengan baik-baik tapi putus yang diawali karena pertengkaran hebat antara kami. Aku masih ingat di malam itu dia menangis dan memohon kembali padaku untuk menerimanya kembali tepat beberapa jam setelah kami putus. Namun saat itu aku berkata tidak, meskipun memang aku masih mencintainya. Aku juga tidak tahu mengapa pada saat itu aku begitu kukuh menolaknya bahkan dia sudah memohon padaku.
Akhir Sebuah Hubungan, Awal dari Perjalanan Hidup yang Baru
Hubungan kami pun berakhir. Namun di tahun 2014, aku tiba-tiba merindukannya. Karena setelah putus darinya aku memang tidak lagi berpacaran dengan siapa pun. Kerinduan yang membuncah membuatku berharap kami bisa kembali. Kontaknya yang dulu sempat kublokir ternyata sudah tidak aktif lagi. Aku pun mencari tahu nomor ponselnya dari sepupunya yang juga merupakan tetanggaku.
Namun waktu bukanlah milikku. Aku tak bisa mengendalikan waktu agar tidak mengubah seseorang. Ternyata waktu telah mengubahnya, bukan fisiknya tapi hatinya. Ya, waktu telah merubah perasaannya kepadaku yang dulunya cinta menjadi benci.
Meskipun aku kembali mendekatinya dan menyatakan penyesalanku namun aku tak mampu menumbuhkan kembali cinta yang tersakiti di hatinya. Dan yang paling membuatku patah hati adalah karena ada nama baru yang dia jaga di hatinya, seseorang yang katanya mampu mengumpulkan kembali serpihan hati nya yang terluka olehku.
Aku sedih dan menyesal, tentu saja karena itu adalah rasa yang manusiawi. Namun, hubungan kami mengajarkan banyak hal untukku agar senantiasa menghargai seseorang yang ada di samping kita saat ini dan berusahalah menjadi orang yang sebaik-baiknya agar tak ada penyesalan jika pada akhirnya harus berpisah.
Pada akhirnya kejadian di masa lalu membuatku lebih menghargai pasanganku saat ini dan menjadi orang yang selalu ada untuknya, berusaha semaksimal diriku menjadi sosok yang baik di matanya hingga nantinya aku tak perlu menyesal karena telah menyia-nyiakannya.
Itulah kisah dari cinta pertamaku. Apa pun yang terjadi di masa lalu pasti sudah ada skenarionya. Tak ada pertemuan yang sia-sia karena banyak hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari setiap orang yang kita temui entah untuk belajar atau memberi pengalaman hidup.
#WomenforWomen