Jodoh Tak Perlu Dipaksa, Cukup Diperjuangkan dengan Hati dan Doa

Endah Wijayanti diperbarui 25 Feb 2022, 10:35 WIB

Fimela.com, Jakarta Apa arti cinta pertama untukmu? Apa pengalaman cinta pertama yang tak terlupakan dalam hidupmu? Masing-masing dari kita punya sudut pandang dan cerita tersendiri terkait cinta pertama, seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My First Love: Berbagi Kisah Manis tentang Cinta Pertama berikut ini.

***

Oleh: Elsa

Perjalanan cinta seseorang dalam menemukan cinta pertama pasti memiliki cerita yang berbeda. Hal itu pun terjadi padaku, aku merasakan jatuh cinta untuk pertama kali saat aku duduk di bangku kuliah.

Bahkan, saat itu aku bertemu dengan cinta pertamaku di saat yang tidak pernah kuduga sebelumnya. Berawal dari acara pameran UKM di kampus, aku yang masih menjadi mahasiswa baru mengikuti acara pameran untuk memilih UKM. Dalam kegiatan tersebut ada satu UKM yg menarik perhatianku dengan penampilannya, yaitu UKM marching band. Tanpa berpikir panjang aku pun akhirnya memilihnya. Di UKM inilah semua cerita cinta pertamaku dimulai.

2 dari 3 halaman

Menyukai tapi Tak Memaksakan Kehendak

Ilustrasi./Copyright pexels.com/@d-ng-nhan-324384

Sore itu, latihan pertama Marching Band dimulai. Aku dan beberapa mahasiswa baru yang ikut mendaftar UKM ini, mengikuti sesi latihan di hari pertama. Ada beberapa section yang diperkenalkan oleh kakak senior kepada tiap kadet (sebutan untuk mahasiswa baru yang mengikuti latihan dan diklat UKM Marching Band).

Ada section Brass, Colour guard, Pit and Percussion. Di awal seleksi aku memilih section Percussion karena aku merasa section ini paling mudah dipelajari. Tapi ternyata, tapi kenyataan tidak sesuai dengan keinginanku.

Aku gagal dalam seleksi section Percussion, dan akhirnya senior memasukkanku ke section brass. Ada rasa berbeda dalam hatiku saat melihat salah seorang senior di section brass. Padahal aku belum mengenalnya, tapi hatiku berdebar saat mellihatnya.

Seraya ada magnet cinta, rasa yang belum pernah kualami dengan teman laki–laki yang pernah kukenal sebelum dia. Bahkan dalam hati aku berkata kalau dia nantinya akan menjadi jodohku. Bisa dibilang aku terlalu percaya diri, tapi gak tau kenapa? Aku merasa yakin, kalau dia adalah cinta pertamaku. Dari mata turun ke hati.

Beberapa waktu berlalu, cerita cinta pertamaku tidak sesuai ekspektasiku. Ternyata dia biasa saja denganku, bahkan tidak ada respons atau sinyal cinta yang kukirim. Tapi tidak apa apa, cinta itu perlu perjuangan.

Aku memang tidak serta merta memaksakan cintaku, aku sadar aku perempuan yang tidak memungkinkan kalau terlalu agresif dalam mengejar. Aku takut kalau dia malah menjauh, tapi aku punya cara sendiri untuk meluluhkan hatinya.

3 dari 3 halaman

Berjodoh di Waktu yang Tepat

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/Irfan+Afrian

Selain aku rajin mengirimkan pesan SMS dan sinyal perhatian, aku juga membawanya dalam doa. Aku yakin kekuatan doa itu lebih besar daripada usaha kita. Tapi ternyata Tuhan, masih memintaku untuk bersabar.

Sampai dia lulus kuliah dan bekerja, ternyata gayung belum bersambut. Kami hanya sebatas berkirim pesan melalui SMS dan berbagi kabar melalui telepon. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk menerima kenyataan, kalau cinta pertama tidak berarti harus kumiliki. Pasti Allah memberiku rencana lain yang lebih indah.

Dan benar adanya, Allah memang memiliki rencana lain untukku yang lebih indah. Pada saat aku sudah mulai menerima kenyataan tidak dapat memiliki cinta pertamaku, dia tiba tiba meneleponku dan mengajakku pergi ke acara pernikahan teman SMA-nya.

Aku benar-benar tidak menyangka, hal ini terjadi. Aku berdandan maksimal saat itu, tentunya supaya dia terkesan denganku. Setelah acara itu, kami menjadi semakin dekat. Dia sering main ke rumahku di Sabtu, malam minggu, atau di waktu libur bekerjanya.

Sampai akhirnya, kami jadian setahun setelahnya tepatnya di tahun 2008. Dan dia melamarku setelah empat tahun kami saling mengenal dan dekat. Dia memintaku menemani hari–harinya hingga menua bersama.

Di tahun 2012, tidak lama setelah dia melamarku, kami memutuskan untuk menikah. Kalau ditanya bagaimana perasaanku, tentu aku bahagia. Karena menikah dengan cinta pertamaku. Seseorang yang kuidolakan sejak masih duduk di bangku kuliah.

Bahkan dia bukan hanya cinta pertamaku, tapi dia juga satu satunya laki-laki yang kuterima menjadi teman dekatku. Dan semoga dia menjadi yang pertama dan terakhir untukku nantinya.

Saat ini kami sudah memasuki tahun kesepuluh pernikahan dan kami sudah dikaruniai dua orang putri. Aku memang gagal mengejar cinta pertamaku saat masih kuliah tapi Allah menjadikan cinta pertamaku ini sebagai pendamping hidupku.

#WomenforWomen