Sudah 15 Tahun Bersama, Tak Kusangka Cinta Pertama Bisa Sehebat Ini

Endah Wijayanti diperbarui 23 Feb 2022, 11:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Apa arti cinta pertama untukmu? Apa pengalaman cinta pertama yang tak terlupakan dalam hidupmu? Masing-masing dari kita punya sudut pandang dan cerita tersendiri terkait cinta pertama, seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My First Love: Berbagi Kisah Manis tentang Cinta Pertama berikut ini.

***

Oleh: Dosni Arihta

Cinta pertama dan cinta monyet itu bagiku maknanya tidak sama. Saat masih sekolah, naksir seseorang dan tersipu malu setiap kali papasan memang selalu bikin senyum senyum sendiri saat dikenang. Namun untuk cinta pertama, semua rasa akan tercampur aduk jadi satu dan akan dinikmati di waktu yang bersamaan. Meski ada yang pernah bilang, kalau cinta pertama itu tidak akan pernah berhasil, aku ingin pastikan bahwa tidak semua cerita berakhir sama. Aku, salah satu contohnya. 

Aku bertemu dia pada tahun 2007, sekitar 15 tahun yang lalu. Seumur hidup, baru kali ini aku terpaku saat  bertemu dengan seseorang untuk pertama kali.

Wajahnya selalu terlintas dalam ingatan, bahkan saat aku sedang berkegiatan. Kamu tahu kan apa yang aku maksudkan? Seseorang yang sama sekali asing, namun saat mulai berkenalan dan ngobrol, tiba-tiba semua terasa cocok. Seperti ketemu dengan potongan puzzle yang selama ini hilang.

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Menemukan Cinta Pertama

Ilustrasi./copyright shutterstock/Yuttana Jaowattana

Mengobrol dengannya nggak ada habisnya. Mulai dari basa basi, "Sudah makan belum?" hingga obrolan tentang negeri ini melebur jadi sebuah percakapan yang entah kenapa selalu menarik untuk diperbincangkan.

Saat bersama orang-orang, wajah yang lain nampak tak menarik. Namun, saat dia hadir, hati ini langsung merasa tenang dan senang bersamaan. Setiap hal tentangnya selalu jadi hal yang istimewa. Tempat yang pernah dilewati, makanan yang dia sukai, apa pun yang ada di sekitar selalu mengingatkanku tentang dia.

Aku menyadarinya dengan mudah, bahwa dialah cinta pertama. Bagaimana aku tahu? Ketika aku berkeinginan untuk berubah. Berubah ke arah yang lebih baik tentunya. Apakah itu berarti pengorbanan untuknya? Bukan. Aku melakukannya dengan kesadaran, ketulusan dan penuh pengertian.

Aku justru semakin mengenali diriku sendiri sejak mengenalnya. Kehadirannya juga menyadarkanku, untuk lebih mencintai diri sendiri, juga keluarga. Dan, ini yang paling kuingat saat masih belia, yakni mulai berpikir untuk menjadikan diriku seseorang yang layak untuk mendampinginya kelak di masa depan.

3 dari 3 halaman

Bersama Dengannya Kini dan Seterusnya

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/Vershinin89

Cinta pertama memang sehebat itu. Mampu membuatmu bertahan meski berjauhan jarak. Mampu membuat rasa cinta tetap terpelihara meski harus menunggu 'ribuan tahun' lamanya. Selalu jatuh cinta dengan orang yang sama meski sedang bertengkar dengan hebatnya. Lagi lagi dia. Selalu saja dia. Namun, tidak membuatmu jadi gila. Karena cinta pertama tetap harus pakai logika.

Kini sudah 15 tahun dan seterusnya, kami masih saling jatuh cinta. Menangis dan tertawa bersama. Membina bahtera rumah tangga dan mewujudkan impian kami bersama. Selalu ada rasa nyaman di sana, di tempat di mana dia ada.

Ya, memperjuangkan cinta pertama untuk menjadi selamanya, rasanya sangat bahagia. Semoga sampai tua nanti ya, dan semoga, kamu juga mengalaminya. 

#WomenforWomen