Fimela.com, Jakarta Siapa nih yang berpikir kalau selama karantina di rumah aja kulit kamu akan tetap glowing dan bersih? namun, sayangnya bukan kulit tetap sehat justru kulit kamu jadi rusak. Padahal kulit pun tidak pernah terpapar debu, polusi, dan radikal bebas. Kalau sudah begini apa ya penyebab dan solusi sebenarnya? Berikut infonya untuk kamu.
1. Ritual facial
Saat salon dan klinik kecantikan tutup, maka alternatifnya adalah dengan melakukan facial dirumah. Melakukan facial di rumah mudah sekali yaitu dengan membersihkan wajah menggunakan micellar water dan lanjutkan dengan mencuci muka. Untuk membantu membuka pori-pori, isi sir hangat pada sebuah mangkuk atau gayung. Nah, dekatkan wajah di atas permukaan mangkuk tersebut. Uap air hangat tadi akan bekerja untuk membuka pori-pori. Kemudian, lakukan eksfoliasi kulit dengan produk scrub wajah atau scrub alami. Setelah menyuci scrub, jangan lupa mengaplikasikan masker wajah yang sesuai dengan kulit kamu. Lalu, bilas masker dan pijat wajah kamu secara perlahan. Lakukan ritual facial ini secara teratur setidaknya 2 minggu sekali ya.
2. Jangan abaikan rutinitas kecantikan
Jangan mengabaikan rutinitas perawatan kulit yaa sahabat fimela. Karena kunci perawatan kulit adalah konsistensi. Maka dari itu kamu gaboleh ketinggalan 1 step pun dalam skincare rutin kamu. Mulai dari pemakaian toner atau essence, dilanjutkan dengan penggunaan serum, eye cream, dan juga pelembab wajah.
3. Tidur
Untuk mengatasi kerusakan kulit, disarankan kamu menjaga pola tidurmu dengan waktu yang cukup selama 7 jam. Efek negatif kurang tidur pada wajah ini bisa menyebabkan berbagai masalah mulai dari jerawat, kulit kusam, dan kantung mata menurun sehingga tampilan wajah ga seperti biasanya. Ketika tidur, tubuh tidak hanya meremajakan organ-organnya, tapi juga menghidrasi. Karenanya tidur yang berkualitas dapat menjaga kelembapan alami kulit dan kurang tidur akan membuat kulit menjadi kering.
Nah, itulah beberapa cara untuk kamu menjaga perawatan wajah selama WFH. Selamat mencoba di rumah sahabat fimela.
Ditulis: Adjeng Dwi Fitriani