Fimela.com, Jakarta Apa arti cinta pertama untukmu? Apa pengalaman cinta pertama yang tak terlupakan dalam hidupmu? Masing-masing dari kita punya sudut pandang dan cerita tersendiri terkait cinta pertama, seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My First Love: Berbagi Kisah Manis tentang Cinta Pertama berikut ini.
***
Oleh: D
Cinta pertama itu punya ruang tersendiri di dalam diri kita masing-masing. Aku adalah orang yang tengah berdamai dengan cinta pertamaku. Aku menulis cerita ini ketika cinta pertamaku sudah berbahagia dengan orang lain.
Tidak mudah memang untuk menulis kembali tentang cinta pertama ini. Akhir tahun 2020 lalu menjadi akhir tahun yang pelik bagi kisah cintaku. Aku berani menulis tentang ‘dia’ kembali setelah menghabiskan waktu lima belas bulan untuk berdamai dengan diriku sendiri.
Kisah ini berawal ketika aku kelas dua SMA. Ya, masa-masa yang mengagumkan sekaligus mendebarkan. Masa SMA itu aku sudah menganggap diriku sudah dewasa. Aku menganggap diriku belum membutuhkan ‘cinta’ dan memang saat itu aku menjadi orang yang ambisius mengejar prestasi demi prestasi. Tapi, dalam perjalanan mencapai prestasi itu aku bertemu dengan dia cinta pertamaku.
Sampai saat ini aku belum bisa melupakan perasaan campur aduk ketika kali pertama aku melihatnya. Perasaan yang penuh ketika aku melihatnya, tapi anehnya aku selalu ingin melihatnya.
Apa ini jatuh cinta pada pandangan pertama? Bahkan aku sempat mengatakan ini pada diriku sendiri, “Bisa-bisanya aku menyukai seseorang di saat aku sendiri tidak tahu siapa orang itu.” Saat itu aku mengelak dari perasaanku sendiri.
Entah kebetulan atau apa itu, aku berada dalam satu kelompok yang sama. Makin gaduh peperangan antara ego dan perasaan di dalam diriku. Dengan berbagai interaksi yang berusaha aku hindari dengannya, dia menunjukkan ketertarikannya denganku.
What's On Fimela
powered by
Cinta Pertama Selalu Memiliki Tempat Tersendiri di Hati
Dia sering memilih tempat duduk di sampingku, dia sering menggangguku, dia sering memanggil namaku tanpa sebab. Bagaimana perasaanku tidak berdebar saat itu? Ya, bisa dikatakan selama perlombaan itu dia selalu berada di sampingku. Bahkan ketika teman-teman yang lain menikmati hari terakhir perlombaan, dia lebih memilih menemaniku yang tidak enak badan saat itu.
Beberapa bulan setelah perlombaan berakhir, dia menyatakan perasaannya padaku. Aku menolaknya dengan berbagai alasan anak sekolah yang ingin fokus belajar. Dia menerima jawabanku dan memintaku untuk tetap berteman dengannya, ya meskipun aku memang berusaha untuk membatasi komunikasi kami. Sampai saat di mana aku dan dia memasuki fase sibuk akan ujian demi ujian untuk memasuki perguruan tinggi. Ya, sulit memang karena dia tidak satu sekolah denganku. Kami memutuskan untuk fokus saat itu dan kami tidak berkomunikasi lagi.
Kurang lebih satu tahun tidak ada komunikasi apa pun di antara kami. Dia tiba-tiba menghubungiku kembali. Seperti tidak terjadi apa-apa, seperti teman pada mestinya, kami kembali berkomunikasi.
Hampir setiap hari kami saling berbagi cerita. Sialnya perasaan itu kembali hadir di diriku dan dia kembali mengungkapkan perasaannya padaku. Dia mengungkapkan persaannya dengan cara yang berbeda kali ini. Dia mengharapkan aku menjadi masa depannya. Dia memperkenalkanku pada keluarganya, pada temannya, dan dia dengan berani memperkenalkan diri pada keluargaku. Aku menerima perasaannya dan mengakui persaanku padanya.
Sayangnya sekarang kami tidak lagi bersama. Orang bilang cinta pertama itu sering tidak terwujud, mungkin itu juga berlaku padaku. Dia sudah berbahagia dengan perempuan lain. Dia sudah tertawa lepas bersama perempuan lain yang membuatnya lebih bahagia dariku.
Cinta pertamaku memang telah berakhir, tapi aku tidak bisa mengelak jika cinta pertamaku memilki tempat tersendiri di dalam diriku.
#WomenforWomen