Sesuai prosedur, bagi penerjun perdana harus menggunakan tendem penerjun atau skydiver yang bersertifikat atau berlisensi. Hal tersebut diungkapkan Naila Novaranti atlet sekaligus pelatih terjun payung internasional dari Indonesia. (Instagram/ratna_listy)
Terjun payung ini dilakukan di kawasan Pangandaran, Jawa Barat. Ratna dan Naila yang bersiap untuk melakukan terjun payung di atas ketinggian 10.000 kaki. (Instagram/ratna_listy)
Ratna Listy saat akan naik ke pesawat yang akan membawanya terbang di atas ketinggian 10.000 kaki. Setelah itu, Satu persatu meluncur keluar dari pesawat yang hanya berisi empat orang tersebut. (Instagram/ratna_listy)
"Suasana di dalam pesawat Skydive menuju ketinggian 10.000 kaki.
Rileks... rileks... dzikir... dzikir...," tulis ratna_listy di instagramnya (Instagram/ratna_listy)
Ratna bersiap meluncur keluar dari pesawat khusus. Ia didampingi Pak Yudi, penerjun profesional dari klub skydive internasional. (Instagram/ratna_listy)
Ia tak kuasa menahan air matanya ketika mendarat dengan selamat. Bukan karena tegang, melainkan terharu dengan kuasa Allah. (Instagram/ratna_listy)
"Aku menangis bukan karena tegang melainkan terharu, betapa luasnya bumi Allah. Kuasa Allah sungguh luar biasa. Kita ini ga ada apa2nya. Makanya kita manusia ga boleh sombong." tulis Ratna Listy. (Instagram/ratna_listy)
Ratna menceritakan pengalaman pertamanya terjun payung. Bahwa ia merasa sangat kecil di hadapan Allah. Ia bisa melihat begitu indah pemandangan di langit Nusawiru, Pangandaran. (Instagram/ratna_listy)
"Saat berada di langit melihat kuasa Allah itu aku merasa nggak ada apa-apanya. Aku bilang ya Allah, aku itu merasa kecil banget nggak boleh sombong saat melihat alam dari atas langit yang begitu luasnya," ujar Ratna yang terus mengeluarkan air mata. (Instagram/ratna_listy)