Fimela.com, Jakarta Apa arti cinta pertama untukmu? Apa pengalaman cinta pertama yang tak terlupakan dalam hidupmu? Masing-masing dari kita punya sudut pandang dan cerita tersendiri terkait cinta pertama, seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My First Love: Berbagi Kisah Manis tentang Cinta Pertama berikut ini.
***
Oleh: Dosni Arihta
Dulu, selalu saja ada hal yang membuatku tidak percaya diri. Ketika orang lain mampu mempercantik diri dengan penampilan dan finansial yang mumpuni. Ketika orang lain mencapai puncak karier dan mewujudkan Impiannya secara mandiri. Ketika orang lain menjadi seseorang yg berpengaruh, dan diikuti oleh orang-orang lainnya. Ketika kehidupan keluarga orang lain terlihat sempurna. Ketika hidup orang lain nampak lebih bahagia. Selalu saja ada. Sampai akhirnya aku menjadi marah, sedih, dan kecewa.
Terlalu banyak pikiran akhirnya membuatku panik dan mulai 'hilang kesadaran'. Iya, aku menjalani hidup dalam ketidaksadaran. Terlalu banyak kata 'seandainya' berlarian di kepala.
Hingga akhirnya aku mulai tersadar. "Hei, hidup ini Tuhan yang punya kuasa," suara itu terus terngiang di telinga. "Bukankah Tuhan punya skenario yg berbeda untuk setiap manusia? Dan bukankah yang Tuhan mau adalah agar kita bahagia?"
Akal sehatku mulai bekerja. Aku menjadi lebih tenang, merasa damai, dan meyakini bahwa aku ini berharga.
Bercermin pada Diri Sendiri dan Lebih Banyak Bersyukur
Kini aku tidak lagi bercermin di belakang bayangan orang lain. Aku bercermin pada diriku, karena jalan hidupku tidak sama dengan yang lain. Setiap hari, aku hanya berusaha untuk terus menjadi lebih baik dari diriku sebelumnya. Berpikir begitu saja sudah membuatku sibuk untuk hadir sepenuhnya di kehidupan nyata.
Aku bersyukur untuk kesehatanku, keluargaku, tempat tinggalku, serta banyak lagi hal-hal baru lainnya yang tak terlihat sebelumnya. Fokus pada hal-hal baik rupanya membuatku lupa untuk menjadi iri dan membandingkan diri dengan yang lainnya.
Kini, aku mensyukuri keadaan diriku, dan merawatnya dengan bijaksana tanpa ada beban agar terlihat sempurna. Ada waktunya aku masih bisa bekerja, atau mungkin nantinya hanya di rumah saja, tapi itu pun tetap membuatku bahagia.
Aku mungkin belum menjadi seseorang yang dikenal oleh siapa saja, tapi bagiku, dicintai dan diandalkan oleh pasangan dan anak-anakku, juga merupakan berkah istimewa. Pernikahanku mungkin tidak selalu mulus, dan hidupku tak selalu baik-baik saja, tapi tak mengapa. Karena hidup tak selalu sempurna. Dan jalan setiap orang tidak ada yang sama. Cukup dengan merasa 'cukup', hidupku kini menjadi lebih hidup.
#WomenforWomen