Fimela.com, Jakarta Sissy Prescillia dan Vanesha Prescilla, kakak-beradik yang menggeluti dunia akting ini selalu tampil memukau di mana pun mereka berada. Kekompakan dan harmonisnya hubungan mereka pun telah teruji dan tak dapat dipisahkan.
Kepada Fimela, Sissy dan Sasa, sapaan akrab Vanesha, bercerita tentang mereka yang ternyata tak terpisahkan sejak kecil. "Kami adalah kakak adik yang sangat kompak. Kita memang dekat banget, karena mau gimana pun, kita selalu balik lagi ke keluarga dan nomor satu memang keluarga," ucap Sissy.
Menariknya, sosok Sissy yang begitu menyayangi sang adik, disebut seperti orang tua Sasa oleh ibu mereka. "Aku tuh paham kalau dia nggak bisa jauh dari aku, jadi ya selalu balik lagi pulang ke rumah. Kata mama, Sasa itu anak kakak. Karena dari kecil dulu itu, kalau mau beli baju saja, Sasa selalu nanya pendapat aku dulu," tutur Sissy yang saat remaja lebih memilih di rumah menjaga Sasa dibandingkan main dengan teman-temannya
Jika biasanya bertengkar menjadi hal yang lumrah dalam hubungan kakak-beradik, menurut Sasa hal itu tak pernah terjadi di antara mereka. Rasa aman dan nyaman pun ia rasakan saat berada di dekat sang kakak.
"Berantem sih nggak pernah. Sosok kakak itu bisa diajak kompromi, sangat pengertian ke aku. Kakak pernah merasakan di umurku sekarang, jadi protektif iya, tapi bukan yang detail harus ini dan itu, jadi hanya jagain aku saja dari awal," jelas Vanesha.
Lebih lanjut Sasa menuturkan jika sang kakak memiliki peran tersendiri dalam karier aktingnya. Ya, Sasa selalu melibatkan Sissy dalam banyak prosesnya bertumbuh, selain rasa sayang, rasa percayanya pada sang kakak pun telah membuat hubungan mereka begitu melekat.
Selain cerita di atas, Sasa dan Sissy pun punya banyak kisah menarik, mulai dari fashion, limbah sampah, hingga cara mereka mencintai diri. Penasaran dengan keseruan hubungan kakak-beradik ini? Temukan informasi lengkapnya dalam petikan wawancara bersama Sissy Prescillia dan Vanesha Prescilla di bawah ini.
Pengelolaan Sampah
Dalam sesi wawancara, adik-kakak yang sangat peduli dengan pelestarian lingkungan ini juga menuturkan keinginan mereka membuat pabrik recyle yang bisa bermanfaat untuk masyarakat luas. Namun sayangnya, keinginan itu belum bisa diwujudkan dalam waktu dekat.
Vanesha pernah mengungkapkan keinginan membangun sebuah pabrik recycle. Apa yang mendasari hal tersebut? Apakah sudah mulai direalisasikan?
Vanesha
Yang mendasari awalnya karena waktu itu kejadiannya, karena kan aku memang suka pantai. Terus beberapa kali pergi ke pantai dan lihat ada sampah. Sayang banget aja, terus jadi searching, browsing segala macem, aku lihat 'ini kalau buang sampah tuh, kita kalau buang sampah tuh endingnya di mana sih sampah-sampah itu semua?' kan ada tuh tempat pembuangan sampah, yang aku lihat wow ternyata segede gunung gitu, itu tuh mau diapain semuanya gitu loh. Dan kebanyakan sampah plastik yang nggak bisa terurai sendiri. Jadi aku jadi mikir panjang dan mikirin banget, gitu. Jadi over thinking about it. Kayak nih sampah-sampah mau ke mana? masa Jakarta mau ketutup sama itu semua sih. Ya aku mikirin aja. Solusinya sih gimana, yang paling dekat mungkin kepikirannya punya pabrik recycle.
Realisasikan sih belum. Tapi sempat ngobrol sama kak Rifat juga, kalau untuk realisasikan butuh proses panjang dan nggak bisa sendiri. Emang butuh waktu panjang. Sekarang aku lagi lumayan sibuk. Butuh orang lain juga yang ngerti banget. Kalau sekarang kan aku gak gitu ngerti buat ke depannya gimana. Nanti harus gimana dan segala macam. Mungkin nanti kalau sudah ketemu dengan orang yang tepat buat diajak kerjasama. Ya semoga.
Sissy
Mungkin kayak mencari timnya, dll. Karena kan kita bukan bicara… kalau bicara cita-citanya Sasa bukan masalah 1-2-3 bulan ke depan, ini untuk banyak orang juga. Harus dimantapkan seada-adanya, dan harus nyari tempat, nggak gampang sih.
Bagaimana awal cerita Vanessa dan keluarga aware soal pelestarian lingkungan?
Vanesha
Lebih ke concern ke pengalaman pribadi, Jakarta nih udah polusi segala macam. Sampah-sampahnya juga gimana. Kalau nggak dimulai dari diri sendiri dan orang-orang terdekat yang kita bisa menyampaikan itu dengan gampang kan susah gitu ya. Jadi dimulai dari situ aja dulu.
Bentuk nyata apa yang sudah kalian lakukan untuk pelestarian lingkungan?
Vanesha
Ya dimulai dari hal-hal kecil seperti mengurangi pemakaian sedotan dan (botol) botol plastik. Kalau misal ke mana-mana bawa tumbler, alat makan sendiri, gitu. Mungkin itu hal simple, Cuma untuk diri sendiri aku merasa, aku ikut serta dalam melestarikan alam ini, gitu sih.
Sissy
Bentuk nyatanya sih sebenarnya sangat-sangat mengurangi berbagai macam (sampah) ini ya. Misalnya kayak sampah, kayak sampah gadget, udah nggak perlu yaudah. Benar-benar memilah-milah sampah. Di rumahku juga misal ada botol-botol kaca bekas beli sirup, segala macam botol kaca lah, itu kita ada penampungnya sendiri. Jadi aku memang bilang sama orang di rumah, 'yasudah pokoknya botol-botol jadiin satu, yang kertas-kertas kalau masih bisa kita recycle, recycle'. Belanja, dapat box, boxnya itu bisa kita jadiin kayak tempat sampah atau bisa digunakan buat yang lain gitu. Lebih kaya gitu sih.
Dan nggak capek buat ngingetin teman-teman. Nggak usah muluk-muluk ngingetin orang-orang terdekat dulu aja. Ketika kita melihat perubahan dari mereka melakukan sesuatu yang baik untuk bumi, untuk negara kita, pasti dengan sendirinya punya kepercayaan sendiri bahwa mereka akan melakukan itu terhadap orang-orang terdekatnya
Dari dekat, dekat, dekat, lama-lama jadi besar. Dan daripada kita ngomong koar-koar, berusaha untuk mengingatkan semua orang, which is semua orang akan 'ya ngomong doang'. Aku selalu berusaha untuk memulai dari orang paling dekat dulu.
Apakah Vanessa dan Sissy tertarik untuk menggeluti bisnis fashion dengan konsep mode berkelanjutan atau sustainable fashion?
Sissy
To be honest kalo dari baju-baju yang kita pakai didaur ulang, aku sih belum ke situ ya. Karena menurut aku mungkin untuk mendalami pendaur ulangan ada yang udah lebih jago dari kita. Mungkin kayak baju-baju bekas dari kita lebih baik kita sumbangin ke orang yang membutuhkan pakaian, gitu lho, lebih ke gitu sih.
Self Love dan Kehidupan sebagai Selebriti
Vanesha dan Sissy telah meraih kesuksesan di dunia hiburan Indonesia, terbukti dari beberapa film yang diperankan mereka selalu meledak di pasaran. Namun siapa sangka, di balik itu, mereka juga punya rasa insecure dalam diri masing-masing.
Sebagai seorang public figure, apakah Kalian pernah merasa insecure? Bagaimana cara kalian mengatasinya?
Vanesha
Pasti pernah sih, aku rasa semua orang pasti merasakan itu. Tapi insecure itu bukan yang selalu melihat sesuatu yang lebih baik, tapi bawaan hormon juga bisa. Kayak mau datang bulan, kan apapun kok jadi insecure. Caranya ya bersyukur aja sama yang ada sih. Jadi harus percaya diri saja.
Sissy
Insecure pasti ada, namanya juga manusia. Cuma cara melewatinya setiap orang ya beda-beda. Kalau aku, biasanya nonton bioskop sendiri, atau pijat. Menurutku pijat itu udah paling enak sih. Terus bisa juga traveling atau ke mana sendiri, cari hiburan sendiri aja lah.
Apa yang membuat Vanesha dan Sissy merasa cantik?
Sissy
Yang membuatku merasa cantik ya suamiku. Aku sadar kalau aku adalah perempuan yang sudah berumah tangga dan punya anak, aku nggak peduli apa kata orang. Satu-satunya yang bakal nemenin aku sampai nanti ya suamiku. Jadi yang penting buat aku sekarang ya gimana suami aku melihatku.
Vanesha
Kalau aku cantik itu harus bersih sih. Kalau misalnya mau dandan seperti apapun tapi nggak bersih, rambut lengket, belum mandi kan bisa bikin nggak nyaman, karena ersih dan nyaman itu kayak satu kesatuan ya. Itu sih yang aku lihat dari orang, kalau mereka ganteng dan cantik tapi nggak bersih jadi gimana gitu.
Melihat lima tahun ke depan, adakah target yang harus dicapai oleh kalian?
Sissy
Punya anak lagi kalau aku sendiri, hehehe.
Vanesha
Pengin punya bisnis bareng. Ini buat berdua, tapi secara personal juga memang pengin punya bisnis apapun itu dan sedang mencari jalannya.
Apa yang membuat kalian selalu bersemangat bekerja dan berkarya?
Sissy
Selama bisa bergerak dan bekerja untuk diri sendiri dan orang lain, pasti akan aku lakukan. Aku lagi senang banget karena setiap hari ada kerjaan kayak siaran tiap pagi hari dari jam 6-10. Itu menjadi privilege buatku karena saat balik ke rumah, back to reality, 'bu gas habis, bu anak berisik dan lain-lain'. Tapi pas aku siaran, ketemu teman dan ngobrol bareng penggemar lagi, menurut aku me-refresh setiap hari.
Vanesha
Alhamdulillah di umur segini sudah mendapat penghasilan dan kepuasan sendiri dari apa yang aku mau dan punya. Cuma dengan berbagi penghasilan diri sendiri itu senang banget, kasih ke orang tua, orang yang membutuhkan dan lain-lain. Itu sih salah satu yang buatku semangat untuk kerja dan berkarya.
Kalau semangat untuk berkarya ya karena sekarang aku lagi main film, satu-satu profesinya ada di film, prosesnya juga menyenangkan sekali, bisa ketemu banyak orang, ketemu orang baru, itu kayak roller coaster dalam hidup yang akhirnya tidak membuat hidup membosankan. Setelah filmnya selesai, bisa ditonton banyak orang, disukai banyak orang, banyak aja ceritanya, jadi lebih berwarna ya.
Pesan dari Vanesha dan Sissy untuk para perempuan yang masih berjuang menggapai mimpinya?
Sissy
Menggapai mimpi boleh. Jangan berhenti, kalau di film kita sekarang, Backstage, ada satu lagu judulnya Ku Takkan Berhenti. Jadi mau orang ngomong apapun, nggak percaya sama kamu, tapi ketika kamu dapat kesempatan, tandanya orang udah percaya sama kamu, ambil kesempatan itu kejar terus sampai mentok, tapi jangan lupa bahwa ketika kamu kejar mimpi, kamu harus balik ke bumi (nggak sombong).
Vanesha
Tetap semangat, kejar apa yang diinginkan kalau misalnya ada yang ngomong negatif, jangan fokus ke negatif tapi yang ke positif, karena akan ada satu dua orang yang akan selalu mendukung kita, lagi pula mau sampai kapan kita ngikutin omongan orang? Sama saja kayak mengumbar negative vibe. Kalau sekarang lagi di bawah, lagi down, nggak apa-apa, nikmati saja karena suatu saat kalian sukses dan hal itu akan menjadi sesuatu cerita untuk kalian.