Fimela.com, Jakarta Pengalaman jatuh cinta tiap orang berbeda satu sama lain. Semakin bertambah usia, pengalaman pun bisa makin beragam. Dari berbagai pengalaman yang ada, kita pun bisa menemukan berbagai sudut pandang baru dan berbeda terkait cinta.
Jatuh cinta di usia 20-an dan 30-an bisa berbeda. Pertambahan usia membuat kita bisa menemukan makna dan pemahaman yang lain tentang cinta. Secara umum, jatuh cinta di usia 20-an dan 30-an memiliki lima perbedaan berikut ini.
1. Ketegasan
Di usia 20-an ada banyak pengalaman baru terkait cinta. Saat itu kita masih mudah galau dan sulit membuat keputusan, bahkan ketika cinta kita sepihak kita masih sulit untuk move on. Sementara di usia 30-an, kita bisa lebih tegas dalam membuat keputusan. Karena sudah ada kesalahan soal cinta yang pernah dialami di usia 20-an, maka kita bisa lebih tegas membuat keputusan agar tak mengulang kesalahan yang sama.
What's On Fimela
powered by
2. Menata Perasaan
Sebenarnya perkara menata hati dan perasaan ini melibatkan proses pembelajaran seumur hidup. Namun, yang paling kentara soal jatuh cinta di usia 20-an dan 30-an adalah cara kita dalam menenangkan diri. Di usia 30-an, ketika jatuh cinta kita bisa lebih realistis dalam menata ekspektasi. Dulu mungkin kita ingin segala hal tentang cinta berjalan cepat, tapi ketika usia bertambah kita sadar bahwa jatuh cinta secara perlahan pun bukan hal yang buruk.
3. Mengatur Fokus
Di usia 30-an, bagi sebagian besar perempuan rasanya sudah tak punya waktu dan energi untuk bermain-main soal cinta. Jadi, ketika jatuh cinta lagi, kita sudah punya tujuan baru. Entah terkait hubungan jangka panjang atau pernikahan. Ya, di usia 20-an bisa juga kita sudah memiliki tujuan dan target tersendiri soal pernikahan. Akan tetapi di usia 30-an, kita akan melibatkan berbagai aspek kehidupan ketika mulai jatuh cinta lagi.
4. Tanggung Jawab
Dulu kita merasa kalau punya pasangan baru kita merasa bahagia. Kini, kita tahu bahwa kebahagiaan adalah tanggung jawab kita. Dulu, saat jatuh cinta dengan seseorang kita menuntut untuk selalu dibahagiakan orang tersebut. Kini, kita lebih menekankan pentingnya untuk bisa bertanggung jawab atas kebahagiaan masing-masing. Sebab saat diri sendiri sudah bahagia, kita bisa meningkatkan peluang untuk lebih bahagia lagi saat menjalin hubungan.
5. Suara Hati
Semakin dewasa kita semakin jeli dalam mendengarkan suara hati. Di usia 20-an kita mungkin masih sering mengabaikan suara hati sendiri ketika menjalin hubungan. Sedangkan di usia 30-an, saat kita merasakan firasat buruk atau tidak nyaman ketika bersama seseorang, kita bisa langsung membuat keputusan yang lebih baik. Pengalaman jatuh cinta yang ada memberi kita kepekaan tersendiri.
Kalau menurut Sahabat Fimela sendiri, perbedaan apa yang paling terasa antara jatuh cinta di usia 20-an dan 30-an? Boleh lho berbagi cerita, pengalaman, dan sudut pandang berbeda di sini.
#WomenforWomen