Fimela.com, Jakarta Metaverse kembali membuat heboh dengan adanya wacana untuk melaksanakan ibadah haji secara virtual. Dikabarkan pemerintah Arab Saudi akan menghadirkan Ka'bah Masjidil Haram di Metaverse.
Metaverse sendiri semakin dikenal oleh masyarakat luas setelah Facebook mengganti nama perusahaannya menjadi Meta. Perusahaan media sosial itu akan lebih fokus untuk menggarap Metaverse sebagai dunia digital di masa depan.
Jika ditarik ke belakang, rupanya metaverse bukanlah dunia baru seperti dianggap kebanyakan orang. Tercatat, Neal Stephenson menjadi orang pertama yang menciptakannya pada 1922 menurut novel buatannya, Snow Crash.
Metaverse ini menjadi dunia virtual dalam formasi 3D yang dihuni oleh manusia dalam bentuk avatar. Menjadikan dunia metaverse layaknya dunia nyata namun dalam versi digital.
Dunia baru menurut Mark Zuckerberg
Menurut Mark Zuckerberg, metaverse menjadi lingkungan virtual yang bisa diselami dan bukan hanya sekadar dilihat dari layar. Sehingga masyarakat bisa saling berinteaksi dan terhubung dengan perangkat tambaha, seperti VR, kacamata augmented reality, dan aplikasi smartphone.
Di Metaverse, tersedia banyak kegiatan yang ada di dunia nyata. Mulai dari menonton konser, travelling, pameran seni, belanja pakaian, hingga membangun bangunan tertentu. Banyak orang yang menilai metaverse menjadi jawaban atas kebutuhan bekerja dari rumah yang kini dialami akibat pandemi. Metaverse memungkinkan karyawan untuk hadir ke kantor virtual.
Dilirik banyak perusahaan
Banyak perusahaan sudah melirik metaverse untuk dijelajahi. Dari industri mode, Gucci bersama Roblox membuat sebuah kolborasi dengan menjual koleksi aksesori khusus digital. Selain itu ada juga Coca Cola dan Clinique yang menjual token digital sebagai awal mula menuju metaverse.
Ibadah haji virtual
Terbaru, pemerintah Arab Saudi tengah mempersiapkan hadirnya Ka'bah Masjidil Haram virtual. Menurut Imam Besar Masjidil Haram, Syeikh Aburrahman Sudais, ada banyak peninggalan sejarah dan Islam di masjid-masjid Makkah yang harus dikonversi dalam bentuk digital.
Para pejabat Arab Saudi menyebut Metaverse bisa menjadi media simulasi pelaksanaan ibadah haji yang sesuai dengan urutan tata cara yang menjadi rukun haji. Meski demikian, pengumuman ini menimbulkan pro dan kontra. Sejumlah lembaga Islam dunia menganggap Ka'bah dalam Metaverse tidak menjadi bagian dalam ibadah haji.