Pentingnya Pendampingan Psikologis bagi Siswa Korban Kekerasan di Surabaya

Fimela Reporter diperbarui 07 Feb 2022, 07:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Siswa SMPN 49 Surabaya menjadi korban kekerasan gurunya pada beberapa waktu lalu. DPRD Surabaya meminta agar Disdik dapat memberikan fasilitas pendampingan psikolog kepada siswa tersebut. Ketua Komisi DPRD Surabaya mengatakan sangat disayangkan terjadi kekerasa di Lembaga pendidikan.

Padahal hal tersebut harusnya dapat di antisipasi seorang guru pada saat mendidik agar tidak terjadi tindak kekerasan pada siswa. Korban kekerasan tersebut ternyata tidak terjadi pada satu siswa saja, melainkan seluruh siswa kelas 8 karena para siswa menyaksikannya di hadapan kelas.

Dikutip dari Liputan6.com, "Saya sangat menyayangkan aksi kekerasan masih terjadi di lembaga pendidikan di Surabaya. Seharusnya hal itu tidak terjadi. Apapun alasannya, tindakan kekerasan tersebut tidak boleh terjadi seorang guru kepada muridnya," katanya, dilansir Antara Jumat (4/2/2022).

"Beruntung ada siswi yang berani merekam kejadian tersebut. Kalau tidak, mungkin kejadian ini tidak akan diketahui publik. Makanya siswi yang merekam kejadian kekerasan itu harus mendapat perlindungan dari pihak sekolah. Jangan sampai dia juga mengalami ketakutan karena vidoenya viral," ujarnya.

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Kondisi Korban

Ilustrasi kekerasan seksual/copyright shutterstock

“Alhamdulillah untuk psikologis anaknya tidak ada masalah, karena sejak awal kita terus dampingi juga. Kita juga dibantu teman-teman dari DP3APKB (Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana) untuk mendampingi anak-anak,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf Masruh saat mengunjungi keluarga korban di Jalan Kutisari Utara Gang 3, Surabaya, Rabu (02/02/2022.

Menurut Yusuf, bukti bahwa psikologis nya tidak memiliki masalah adalah MR dan saudara tetap Masuk sekolah Setelah Kejadian tersebut. Bagi dia, hal ini tidak boleh terlambat, karena kalau dia tidak masuk sehari saja, berarti psikologisnya kena. “Jadi, saya memang utamakan untuk kepentingan anak dulu, dan alhamdulillah kondisinya sudah bagus sekarang,” kata dia.

3 dari 3 halaman

Pihak PGRI Datang untuk Meminta Maaf

ilustrasi minta tolong/Dean Drobot/Shutterstock

Ketua PGRI Surabaya, Agnes Warsiati mengunjungi kediaman korban dan meminta maaf mewakili PGRI Surabaya, karena di anggap sebagai satu ke khilafan bagi seorang guru. 

“Yang paling penting juga kejadian ini akan menjadi pembelajaran bagi kita para guru agar guru memang benar-benar fitrohnya menyayangi anak dan empati pada anak," ucapnya.

“Kita harus banyak mengambil pelajaran dari kejadian ini, supaya pendidikan di Surabaya bisa lebih baik,” ujarnya. Beliau mengharapkan agar Kejadian ini tidak terulang kembali karena guru merupakan orang tua bagi siswa di sekolah.

 

Penulis : Saffa Sabila

#Woman For Woman

#Woman For Woman