Perusahaan Korea Ciptakan Masker yang Bisa Dipakai sambil Makan, Begini Bentuknya

Hilda Irach diperbarui 04 Feb 2022, 18:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Saat ini masker sudah menjadi kebutuhan penting bagi setiap orang untuk melindungi tubuh dari virus Covid-19. Bahkan ketika makan di restoran, masker juga tidak boleh tertinggal.

Namun sayangnya, banyak orang yang keliru saat melepaskan masker ketika ingin makan. Alih-alih menyimpan masker, beberapa orang kerap kali hanya menurunkan masker ke dagu. Padahal tindakan tersebut memiliki risiko infeksi virus Covid-19.

Untuk menciptakan kenyamanan dan keamanan saat makan, perusahaan asal Korea Selatan Atman, merancang sebuah masker model baru yang dapat melindungi dari Covid-19.

 
What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Bentuk Masker Model Baru

Begini bentuk masker model baru dari Korea yang diklaim nyaman dipakai sambil makan dan minum. (Twitter/museun_happen).

Masker tersebut bernama ‘Kosk’ yang merupakan kombinasi dari kata ‘Ko’ dalam bahasa Korea yang artinya hidung dan masker. Kosk sekilas terlihat seperti masker pada umumnya. Perbedaan baru terlihat saat pengguna makan.

Bagian sisi penutup mulut dapat dilipat, sehingga menyisakan tutupan hanya untuk hidung. Menurut keterangan Atman, masker ini diciptakan agar masyarakat dapat melindungi diri dari virus Covid-19 yang dapat ditularkan melalui udara saat makan dan minum.

Sebagaimana yang diketahui, dalam beberapa studi juga disebutkan bahwa konsentrasi virus Covid-19 terutama varian Omicron terbanyak ada di saluran pernapasan atas.

3 dari 3 halaman

Tuai Pro dan Kontra

Dilansir 9News, Kosk dijual secara online dalam kotak berisi 10 buah masker dengan harga $11,42 atau setara dengan Rp164 ribu. Masker ini kini telah menerima peringkat bintang lima dari 118 ulasan di situs web.

Meski laku keras, kehadiran Kosk mengundang pro dan kontra dari masyarakat dan sejumlah ahli.

Beberapa pelanggan memuji desainnya yang praktis. Namun ada pula yang mengkritiknya sebagai lelucon dan menganggap bahwa masker tersebut tidak ada bedanya dari orang yang memakai masker di dagu.

Mengetahui hal tersebut, Professor Catherine Bennet, Ketua Epidemiologi di Institut Transformasi Kesehatan Deakin menilai desain masker Kosk merupakan ide yang aneh. Namun lebih baik daripada tidak memakai meskipun pemakainya tetap rentan terkena virus Covid-19.

Menurutnya, Kosk kemungkinan akan menghentikan masalah orang-orang yang meletakkan masker sembarangan di tempat umum. Tetapi ini juga akan menciptakan masalah baru bagi orang-orang yang tidak ingat untuk menutup mulut mereka kembali sesegera setelah makan.

#Women for Women