Fimela.com, Jakarta Orangtua mana yang tak panik ketika mendapati buah hatinya sakit demam apalagi hingga kejang. Demam yang terlalu tinggi tak jarang membuat anak kejang bahkan tak sadarkan diri. Demam hingga kejang atau sering juga disebut kejang demam umumnya diderita oleh bayi dan anak-anak usia bawah lima tahun. Kondisi ini juga sering dikenal dengan istilah epilepsi atau step.
Sejauh ini penyebab dari demam tinggi adalah masuknya virus dan bakteri ke dalam tubuh. Anak yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat kejang memiliki risiko demam kejang lebih besar. Biasanya, demam kejang pertama kali dialami anak pada usia di bawah 18 bulan.
What's On Fimela
powered by
Ciri-ciri Kejang Demam
Ketika anak mengalami kejang demam, ada beberapa ciri atau tanda yang bisa Mom lihat. Ciri tersebut antaranya, mata terbelalak atau berputar ke atas, anak tertidur atau lemas setelah kejang, demam tinggi dengan suhu di atas 38 derajat celcius serta tangan dan kaki menyentak-nyentak atau mengeras.
Jangan Panik, Pertolongan Pertama Pada Anak yang Kejang
Kunci utama pertolongan pertama pada anak yang mengalami kejang demam adalah jangan panik. Tetap tenang dan selalu berpikir positif. Semakin Mom panik, akan semakin buruk efeknya bagi kesehatan juga keselamatan anak.
Saat anak mengalami kejang demam, segera berikan anak obat pereda demam. Kompres dahi anak dengan handuk atau kain yang telah dicelup ke dalam air hangat. Longgarkan pakaian anak. Hindari memakaikan pakaian yang terlalu ketat, panas atau gerah saat anak mengalami demam. Peluk anak di mana kulit anak bersentuhan dengan kulit Mom agar suhu tubuhnya berangsur normal kembali. Terlentangkan tubuh anak di tempat yang datar, jangan menahan gerakan tubuh anak selama ia kejang.
Jika anak masih bayi atau menyusui, usahakan untuk lebih sering menyusuinya Mom. Peneliitian menyebutkan jika ASI adalah obat dan nutrisi terbaik untuk bayi khususnya yang masih berusia bawah dua tahun. Semoga informasi ini bermanfaat.