Aliando Syarief Mengaku Idap OCD, Prilly Latuconsina : Aku Tau Nggak Mudah

Rivan Yuristiawan diperbarui 02 Feb 2022, 15:24 WIB

Fimela.com, Jakarta Lama tak terdengar kabarnya, pesinetron Aliando Syarief tiba-tiba muncul dengan pengakuan yang mengejutkan. Ia mengaku mengidap Obsessive Complusive Disorder (OCD) sehingga sempat memutuskan untuk rehat dari industri hiburan Tanah Air. Prilly Latuconsina, mantan partner Aliando dalam sebuah judul sinetron pun memberikan tanggapan terkait hal tersebut.

Saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Senin (31/1/2021), Prilly mengaku bangga atas pengakuan yang dilakukan oleh Aliando. Menurutnya, tak mudah bagi seseorang yang memiliki masalah Mental Health Issue untuk membuka apa yang dialaminya ke publik, terlebih mengingat status Aliando sebagai publik figur.

"Nggak mudah untuk menerima (kondisi) lalu speak up ke orang lain. Aku salut banget," kata Prilly Latuconsina.

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Sama

ilustrasi Aliando/Muhammad Akrom Sukarya/KapanLagi

Lebih lanjut, pemain film Danur itu menambahkan jika apa yang saat ini dilakukan Aliando pun pernah ia alami beberapa waktu lalu. Seperti yang diketahui, Prilly juga sempat didiagnosa mengidap Post Traumatic Stres Disorder.

Bagi Prilly, membuat pengakuan publik akan kondisi kesehatan mental bukan merupakan hal yang mudah.

"Aku salut banget karena aku juga salah satu orang yang ngaku. Dan aku tahu itu nggak mudah," lanjutnya.

3 dari 3 halaman

Tak Punya Hak

Prilly Latuconsina menanggapi pernyataan Aliando Syarief yang mengidap OCD. (Foto: Instagram @prillylatuconsina96)

Maka dari itu, ia pun enggan mengomentari lebih jauh terkait kondisi kesehatan mental Aliando saat ini. Menurutnya, isu kesehatan mental merupakan isu sensitif yang memang harus ditangani serius oleh orang-orang yang ahli di bidangnya.

"Jangan mendiagnosa diri sendiri dan mendiagnosa orang lain. Karena kalau kita bukan psikiater atau psikolog kita nggak punya hak bilang, 'lo kayaknya ini deh', 'lo mood swing kayaknya bipolar deh'. Harus ke psikolog atau psikiater dulu," pungkasnya.