Hati-Hati, Begini Dampak Gejala OCD dan Cara Mengatasinya

Febi Anindya Kirana diperbarui 31 Jan 2022, 15:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Banyak orang mungkin kurang akrab dengan masalah psikologis OCD, namun mungkin sudah pernah mendengarnya atau memiliki bayangan seperti apakah gangguan mental kronis ini. Belakangan ini, OCD yang merupakan kepanjangan dari Obsessive Compulsive Disorder menjadi ramai diperbincangkan karena diderita oleh salah satu artis ibu kota, Aliando Syarief.

Secara umum, OCD sendiri dapat menyerang sejak remaja atau dewasa awal. Dilansir dari Liputan6.com, dampak gejala OCD bisa dilihat secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Health Line menjelaskan dampak OCD ekstrem pada aktivitas sehari-hari bisa berupa:

  1. Penderita merasa tidak bisa pergi ke sekolah atau bekerja tepat waktu, jika sama sekali.
  2. Penderita tidak dapat menghadiri atau menikmati kegiatan sosial.
  3. Hubungan penderita dengan orang lain menjadi bermasalah.
  4. Penderita memiliki masalah kesehatan yang berhubungan dengan OCD, misalnya terkena dermatitis karena mencuci tangan secara berlebihan.
  5. Penderita diliputi rasa bersalah, malu, atau menyalahkan diri sendiri.
  6. Semakin penderita mencoba mengendalikannya, semakin ia merasa cemas.
  7. Mengabaikan paksaan membuatnya kembali lebih kuat dari sebelumnya.
  8. Penderita akan memikirkan atau mencoba melukai diri sendiri bahkan bunuh diri.
2 dari 3 halaman

Risiko gangguan kesehatan mental

ilustrasi Aliando/Muhammad Akrom Sukarya/KapanLagi

Lebih lanjut, penderita OCD juga berisiko memiliki gangguan kesehatan mental lain yang dipicu oleh OCD seperti:

  1. Gangguan kecemasan
  2. Depresi
  3. Gangguan bipolar
  4. Skizofrenia
  5. Gangguan penggunaan zat

Beberapa penderita OCD akan mengalami gangguan tic atau tic disorder. Kondisi ini menunjukkan gejala berupa gerakan berulang, mulai dari berkedip, mengangkat bahu, berdeham atau membersihkan tenggorokan, mendengus atau mengendus.

Untuk mengatasi hal ini, penderita dianjurkan melakukan konsultasi untuk mendapat mediasi dan terapi. Terapi perilaku kognitif (CBT) dianggap sebagai metode paling efektif untuk mengobati OCD.

3 dari 3 halaman

Cara mengatasinya di rumah

Ilustrasi cuci tangan | Burst dari Pexels

Jika dirasa tidak separah itu, direkomendasikan mulai mengatasi OCD di rumah dengan cara berikut ini.

  1. Konsumsi semua obat sesuai petunjuk dari dokter atau ahli kesehatan, bahkan jika sudah merasa lebih baik. Jika ingin berhenti, dokter dapat membantu mengurangi dengan aman.
  2. Tanyakan kepada dokter atau apoteker sebelum mengonsumsi obat atau suplemen tambahan karena dapat mengganggu terapi OCD.
  3. Waspadai tanda-tanda bahwa penderita akan kembali ke dalam pola lama yang tidak produktif, dan beri tahu dokter yang memberikan pengobatan.
  4. Latih apa yang telah dipelajari di CBT. Keterampilan baru ini dapat membantu penderita selama sisa hidupnya.
  5. Temukan cara baru untuk mengelola kecemasan. Latihan fisik, pernapasan dalam, dan meditasi dapat membantu meredakan stres.
  6. Bergabunglah dengan grup pendukung. Penderita mungkin merasa terbantu jika berbicara dengan orang lain yang benar-benar mengerti.

Tentu saja, akan lebih baik jika sejak dini masalah OCD ini segera dikonsultasikan dengan dokter sehingga bisa mendapatkan penanganan yang tepat ya ladies.

#Women for Women