Penyebab Fenomena Hujan Es di Gunung Slamet Menurut BMKG Semarang

Nabila Mecadinisa diperbarui 31 Jan 2022, 19:29 WIB

Fimela.com, Jakarta Gunung Slamet diguyur hujan es. Hal ini diketahui dari unggahan seorang pendaki yang menemukan bongkahan es di puncak ketinggian (3.428 MDPL). Fenomena langka ini juga menarik perhatian BMKG. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) A Yani Semarang, Winda Ratri menjelaskan bongkahan tersebut berasal dari puncak gunung. 

"Hujan es memang paling sering terjadi pada periode peralihan musim tapi bukan berati pada musim hujan seperti ini tidak mungkin terjadi," ujarnya melalui sambungan telepon, Sabtu (29/1/2022). Ia juga menjelaskan jika waktu kejadian pada tanggal 16 Januari 2022, di mana periode tersebut merupakan puncak cuaca ekstrem dan berpotensi terjadinya hujan es. 

Dikutip dari Liputan6.com, "Tanggal 16 sampai 20 Januari itu masuk dalam puncak musim penghujan untuk wilayah Jateng yang jatuh antara Januari hingga Februari di mana cuaca ekstrem sangat mungkin terjadi," kata dia.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Akibat cuaca ekstrem

Cuaca ektrem di puncak gunung slamet | unsplash.com/@aarsoph

Adapun terbentuknya akibat awan comulonimbus yang berada di freezing level dan membeku jadi partikel hujan es. Hal ini sangat berbeda dengan fenimena embun upas yang biasanya ditemui pada dataran tinggi Dieng. Embun upas terjadi pada musim dingin dan membeku jadi butiran es. Adapun terbentuknya hujan es ini terjadi karena faktor cuaca ekstrem. Jadi sangatlah wajar terjadinya bongkahan es tersebut. 

3 dari 3 halaman

Pernah terjadi pada tahun 2020

Ilustrasi hujan es di Gunung Slamet

Rupanya fenomena alam ini juga pernah terjadi pada tahun 2020 silam. Ratusan pendaki yang tengah melakukan perjalanan ke puncak terpaksa turun dan mencari perlindungan. Pasalnya, intensitas hujan sangat deras dan butiran es yang jatuh cukup besar dengan diameter sekitar 0,5 hingga 1 sentimeter.

Usai badai, tim SAR harus berjibaku untuk mengevakuasi dua pendaki yang cedera kaki karena tergelincir dan satu pendaki yang mengalami gejala hipotermia karena suhu ekstrem. Kepala Pos Pendakian Gunung Slamet via Bambangan, Saiful Amri, mengatakan pendaki yang mengalami cedera kaki adalah Ayu asal Cirebon, Jawa Barat dan Intan Desa asal Banyumas, Jawa Tengah.

 

 

#Women for Women