Memahami Bagaimana Kondisi Endemik yang Sebenarnya, Bukan New Normal

Annissa Wulan diperbarui 08 Feb 2022, 15:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Para pengamat dan pakar kesehatan telah memperingatkan bahwa COVID-19 mungkin tidak akan hilang. Sebaliknya, COVID-19 dikatakan lebih mungkin menjadi endemik, dengan munculnya berbagai varian baru, termasuk Omicron yang sangat menular dan terus meningkatkan kasus positif di berbagai negara.

Yang harus dipahami adalah bahwa endemik bukan kondisi normal yang baru, seperti dilansir dari huffpost.com. Atau yang sejak dua tahun lalu kita sebut sebagai "new normal."

Jadi apa yang dimaksud dengan endemik sebenarnya?

Seperti yang telah dijelaskan oleh CDC, endemik mengacu pada keberadaan konstan dan atau prevalensi penyakit atau agen infeksi yang biasa dalam suatu populasi dalam wilayah geografis. Tingkat endemik penyakit di suatu daerah pada dasarnya merupakan dasar dari penyakit tersebut di suatu tempat tertentu.

Namun, ini belum tentu tingkat penyakit yang diinginkan, suatu penyakit bisa dianggap endemik, tapi masih bisa tersebar luas. Penyakit endemik adalah infeksi yang selalu ada pada populasi tertentu.

Ini mungkin terbatas pada wilayah geografis tertentu, seperti malaria, tapi juga bisa menjadi infeksi luas yang memiliki pola musiman, seperti influenza atau berlanjut sepanjang tahun, yang menyebabkan penyakit yang umumnya ringan, seperti flu biasa. Dan mengetahui kapan tepatnya transisi dari pandemi ke endemik terjadi, sulit.

Pakar kesehatan dan ahli epidemiologi mungkin memiliki ambang batas yang berbeda saat mencapai ttik hidup dengan COVID-19 yang bisa diprediksi dan tidak mengganggu. Secara praktis, agar COVID-19 menjadi endemik, kita perlu berada pada titik di mana COVID-19 cukup umum, sehingga tidak menyebabkan penyakit parah yang mengakibatkan rawat inap dan kematian. Dengan kata lain, kita membutuhkan kekebalan masyarakat terhadap COVID-19 yang cukup tinggi, sehingga kita tidak lagi melihat tingkat rawat inap dan kematian, seperti sekarang.

 

 

2 dari 3 halaman

Endemik dan penyakit ringan tidak sama

Simak di sini bagaimana kondisi endemik itu sebenarnya, tidak bisa disamakan dengan new normal.

Jangan mengartikan endemik sebagai penyakit yang tidak terlalu berbahaya atau merusak. Saat COVID-19 dianggap endemik, mungkin masih ada gangguan tidak terduga yang disebabkan oleh virus yang akan mendorong pembatasan dan lockdown yang tidak terasa ringan di tingkat masyarakat. Jika virus terus menginfeksi orang dalam jumlah yang relatif besar, virus tersebut memiliki lebih banyak peluang untuk mengubah genomnya.

Kita masih bisa mengendalikan endemik COVID-19 di situasi yang tepat

Kita tidak boleh lenngah oleh gangguan baru yang konstan atau varian baru yang berbahaya. Dan menurut pakar penyakit menular Anthony Fauci menyatakan bahwa belum tentu COVID-19 menjadi endemik karena varian Omicron.

3 dari 3 halaman

Masih banyak yang tidak diketahui

Simak di sini bagaimana kondisi endemik itu sebenarnya, tidak bisa disamakan dengan new normal.

Salah satunya adalah berapa lama kekebalan bertahan untuk orang yang terinfeksi Omicron. Atau varian seperti apa yang bisa muncul saat virus terus menyebar dan berevolusi.

SARS-CoV-2 tidak terlalu stabil secara genetik dan varian baru bisa lebih menular atau lebih mungkin menyebabkan penyakit parah atau keduanya. Dan yang perlu diingat, perilaku orang-orang di masa transisi pandemi ke endemik akan membuat perbedaan dalam bagaimana dan kapan kita sampai di sana.

Vaksinasi, peningkatan kualitas ventilasi, masker, dan jarak sosial adalah upaya yang masih sangat penting untuk dilakukan. Di titik ini, vaksinasi dan booster terus menjadi satu-satunya cara paling efektif untuk mencegah penyakit parah dan menyebarkan virus ke orang lain.