4 Cara Menyimpan Nugget yang Benar agar Awet dan Dapat Dikonsumsi dengan Baik

Fimela Reporter diperbarui 19 Jan 2022, 20:57 WIB

Fimela.com, Jakarta Sahabat fimela tau ga sih kalau menyimpan nugget di kulkas memang tidak boleh sembarangan lho! karena kalau sahabat fimela menyimpannya bisa jadi membuat kualitas nugget menjadi menurun. Memang proses pengawetan makanan beku tidak bisa mematikan mikroorganisme secara keseluruhan. Namun, jika kamu dapat menyimpannya dengan baik akan menghentikan reproduksi mikroorganisme. Kira-kira gimana cara menyimpan nugget yang baik ya? Berikut tips menyimpan nungger yang benar.

1. Segera masukan ke dalam kulkas

Sahabat fimela harus cepat memasukkan nugget yang sudah dibeli di supermarket ke dalam kulkas. Agar suhu nugger tetap terjaga dan juga mikroba yang ada di dalam kemasan tidak tumbuh. Jadi, kamu akan aman jika nanti ingin mengonsumsi nuggetnya.

2 dari 2 halaman

2. Atur suhu kulkas

Atur suhu kulkas / copyright shutterstock

Ketika kamu menyimpan nungget di dalam kulkas, kamu juga harus memperhatikan suhu kulkas tersebut. Biasanya di balik kemasan ada petunjuk pengaturan suhu yang sesuai dari produsennya. Nah, suhu yang sudah dianjurkan akan membuat nugget mu akan bertahan lama di dalam kulkas.

3. Harus kedap udara

Jangan biasakan kemasan nugget yang sudah kamu buka untuk dimakan kamu masukan lagi ke daam kulkas dengan tanpa tertutup rapat. Nugget yang sudah dibuka sebaiknya kamu bungkus dengan alumunium foil. Karena nugget harus disimpan dalam kedap udara dan suhu di dalam kulkas tidak langsung masuk ke dalam nugget kamu. Jadi, nugget kamu bisa tahan lama di dalam kulkas.

4. Ikuti petunjuk di balik kemasan

Kebanyakan orang biasanya Cuma lihat waktu kadaluarsanya aja dibalik kemasan nuggetnya. Padahal selain waktu kadaluarsa, ada juga cara dan petunjuk penyimpanan serta penggunaan di balik kemasan. Kamu bisa ikuti petunjuk pada kemasan agar nugget tahan lama.

Jadi, kalau sahabat fimela menyimpan nugget sesuai dengan instruksi pasti kondisi nugget kamu selalu baik lho!

Ditulis: Adjeng Dwi Fitriani