Fimela.com, Jakarta COVID-19 varian Omicron terus mengalami peningkatan di Indonesia. Berdasarkan hasil pengamatan dari pemerintah terhadap trajectory kasus COVID-19 varian Omicron di Afrika Selatan, diperkirakan bahwa puncak gelombang Omicron di Indonesia akan terjadi pada pertengahan bulan Februari hingga awal Maret 2022.
Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan pada Minggu (16/1/2022) dalam konferensi pers setelah rapat bersama Presiden Joko Widodo.
Luhut juga mengatakan, ada berbagai langkah mitigasi yang akan dilakukan pemerintah untuk membuat peningkatan kasus positif yang terjadi di Indonesia menjadi lebih rendah dibandingkan negara lain.
Langkah yang dimaksud Luhut ini antara lain, melakukan penegakkan protokol kesehatan sampai akselerasi vaksinasi COVID-19. Lalu, jika nantinya kasus COVID-19 akan terus melonjak, maka Luhut akan membuka kemungkinan kembali berlakunya pengetatan mobilitas. Walau memang menurut Luhut, pengetatan mobilitas ini akan dijadikan opsi terakhir untuk dilakukan.
Langkah-langkah pemerintah ini tentu akan membuat sistem kesehatan di Indonesia pun tidak terbebani dengan terjadinya peningkatan angka COVID-19.
Perkembangan Omicron di Negara-negara
Inggris dan Afrika Selatan yang sebelumnya menjadi sebagian negara dengan kasus positif varian Omicron terbanyak, kini telah melewati puncak harian kasus COVID-19 tersebut. Kasus Omicron di Amerika Serikat dan Prancis juga turut menurun.
Dikutip dari Liputan6.com, Senin (17/1/2022), Luhut berkata, India, Thailand, dan Filipina masih mengalami peningkatan kasus COVID-19 yang cukup tinggi. Melihat berbagai perkembangan Omicron tersebut, Luhut menyadari peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia pun akan terjadi cepat atau lambat. Ia melanjutkan bahwa terjadi penurunan kembali di bawah 1.000, yaitu 800 sekian pada Minggu (16/1/2022).
*Penulis: Vania Ramadhani Salsabillah Wardhani.
#Women for Women