Fimela.com, Jakarta Sebelum mencapai usia 30 tahun, kita merasa seakan usia tersebut masih jauh dari jangkauan. Lalu, ketika akhirnya menginjak usia 30 tahun, mata kita akan semakin terbuka bahwa pertambahan usia bisa berlangsung dengan cepat. Waktu bisa berlalu lebih cepat dari yang pernah kita duga atau kira.
Setiap fase kehidupan akan menghadirkan insecurities yang berbeda-beda. Di usia 30-an pun kita juga akan masih sering dihampiri rasa insecure. Mulai dari yang terkait dengan pendidikan, pekerjaan, pertemanan, hingga pernikahan. Rasa insecure bisa datang silih berganti. Meski tak semua masalah bisa kita atasi dengan sempurna, kita masih bisa mencoba berbagai cara bijak untuk mengatasi rasa insecure di usia 30-an.
1. Menyadari bahwa Tidak Semua Hal Berjalan Lancar, dan Itu Tak Masalah
"When I look back on my twenties, I just remember being afraid of everything, and in my thirties, I'm actually excited by things. And if things don't work out, you know, by the time you've hit your thirties, you've had your fair share of disappointments." - Anne Hathaway
Kita makin menyadari bahwa tidak semua rencana bisa terlaksana dengan sempurna. Tak semua hal yang kita inginkan bisa terwujud, bahkan tak semua hal yang kita perjuangkan berbuah manis. Kita akan merasa kecewa dan rendah diri. Namun, bukan berarti hidup berhenti di situ begitu saja. Di usia 20-an kita sudah melalui banyak hal sulit, jadi ketika mengalami hal sulit di usia 30-an kita sudah tahu cara menyikapinya dengan lebih tenang.
What's On Fimela
powered by
2. Menyadari bahwa Hidup adalah Perjuangan
"Let's be honest, you're very selfish in your twenties, and in your thirties you are just trying to get a down payment for your flat or enough money to pay your bills." - Alan Carr
Hidup adalah perjuangan bagi kita. Di usia 30-an, kita akan dihadapkan pada hal-hal yang tak menyenangkan. Bahkan masalah bisa datang silih berganti tanpa pernah bisa kita duga atau antisipasi. Dulu kita terlalu egois mengharapkan semua berjalan sesuai dengan keinginan kita, kini kita tahu bahwa kita perlu menjadi perempuan yang lebih kuat untuk bisa terus melangkah ke depan.
3. Menyadari bahwa Rasa Insecure Bersifat Sementara
"I'm happier in my thirties. I feel clearer about who I am and less apologetic about it, and more accepting of my limitations and also more aware of the ways in which I'm capable." - Claire Danes
Rasa insecure tidak menetap. Ya, mungkin akan berganti dan beralih dari waktu ke waktu. Sebab kadang insecurities atau hal-hal yang membuat kita tak nyaman bisa datang silih berganti. Namun, bukan berarti kita terus tenggelam dan terpuruk dalam rasa insecure. Sadari dan berdamai dengan rasa insecure justru jadi cara terbaik untuk mengatasinya.
4. Menyadari bahwa Bahagia Itu Pilihan
"By the time you are in your thirties, most of the time, you've got a job, you can pay for your rent, you can create this nice world around you. And still, you're only in your thirties - you're not that far away from your twenties, which is when you're making all of your stupid mistakes." - Katie Aselton
Di usia 30-an, kita makin menyadari pentingnya menciptakan kebahagiaan untuk diri sendiri. Bahkan kita sadar penuh bahwa bahagia itu pilihan. Maka dari itu, alih-alih menyalahkan keadaan atau diri sendiri atas rasa insecure yang dialami, kita fokus untuk menciptakan kebahagiaan kita sendiri meskipun dengan cara yang sederhana.
5. Menyadari bahwa Selalu Ada Kesempatan untuk Mencoba
"In your twenties, you think you are immortal. In your thirties, you hope you are immortal." - Lemmy
Selalu ada kesempatan untuk mencoba hal baru. Selalu ada peluang untuk belajar hal baru. Meski kita masih merasa insecure saat dihadapkan pada perkara yang sama, tapi kita tahu bahwa selalu ada pelajaran atau hikmah baru yang bisa kita petik dari situ.
Terima kasih sudah sampai di titik ini. Terima kasih sudah menerima dan menjalani tahun demi tahun dengan usaha terbaikmu. Meski rasa insecure masih sering datang menyapa, kamu masih memilih untuk melangkah ke depan dan itu sudah lebih dari cukup.
#WomenforWomen