Fimela.com, Jakarta Kita semua pasti pernah merasakan perasaan tak nyaman seperti rendah diri, sedih, kecewa, gelisah, dan tidak tenang dalam hidup. Kehilangan rasa percaya diri hingga kehilangan harapan hidup memang sangat menyakitkan. Meskipun begitu, selalu ada cara untuk kembali kuat menjalani hidup dan lebih menyayangi diri sendiri dengan utuh. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Bye Insecurities Berbagi Cerita untuk Lebih Mencintai dan Menerima Diri Sendiri ini.
***
Oleh: Eliza
Saya adalah salah satu orang yang mungkin beruntung karena mendapat kulit eksotis. Tak hanya itu saja, saya masuk dalam bagian dari mereka yang kuat menghadapi semua hinaan, dibeda-bedakan, dipandang sebelah mata karena warna kulit. Dan ejekan itu saya terima semenjak saya bersekolah di taman kanak-kanak atau TK.
Ejekan atau hinaan "hitam" yang paling saya ingat dulu adalah dari saudara-saudara saya sendiri. Merekalah yang pertama menghina saya karena saya berkulit lebih gelap. Mereka membedakan saya dengan sepupu saya yang kebetulan berkulit kuning langsat.
Tiap Perempuan Cantik, Apa pun Warna Kulitnya
Sampai ada satu orang saudara yang mengolok-olok saya hampir setiap hari. Tidak hanya berhenti di sana waktu saya sekolah dan sesudah bekerja pun kadang mendapatkan perlakuan dipandang sebelah mata mulai dari orang tua teman atau saudara teman saya sendiri. Dan saya menyadari itu ketika saya berkunjung ke rumah mereka.
Sampai akhirnya saya berada di suatu titik bahwa Tuhan menyadarkan saya. Bahwa saya adalah salah satu orang beruntung yang memiliki kulit cantik.
Saat itu adalah saat saya bertemu dengan seorang laki-laki botak bermata biru berkewarganegaraan Amerika Serikat. Dia adalah orang yang istimewa untuk saya saat itu.
Dia tidak melihat saya karena saya berkulit gelap yang artinya jelek tapi dia melihat saya berkulit gelap cantik. Dulu setiap kita jalan semua orang melihat aneh karena kami pasangan yang jarang mereka lihat.
Orang-orang berpikir kalau orang luar negeri mencari wanita Indonesia seleranya sebatas ART atau asisten rumah tangga. Tapi dia selalu bangga dengan saya.
Lebih Banyak Bersyukur
Sampai di suatu waktu saya sempat bertanya ketika ada wanita yang menurut kita cantik, apa menurut mereka cantik juga. Ternyata saya salah. Cantik mereka adalah bukan karena fisik saja. Tapi karena hati dan ketika saya mulai bertanya lagi, "Apakah kulit saya sehitam itu?" Dan dia menjawab bahwa saya bukanlah berkulit hitam tapi coklat. Dan di sanalah saya menyadari bahwa memang kita tidaklah hitam tapi sawo matang atau coklat.
Jadi mulai sekarang sadarlah bahwa hitam itu sangat berbeda sama coklat. Ingat "coklat" kita butuhkan ketika kita merasa mood kita kurang baik. Coklat mampu membantu untuk membuat mood kita lebih baik. Dan kopi yang hitam pun begitu nikmat dengan rasa yang sedikit asam bila kita bisa menikmatinya.
Jadi stop membeda-bedakan warna atau bentuk. Semua diciptakan dengan manfaatnya masing-masing. Dan lebih bersyukurlah dengan hidup kita dengan tidak perlu mempedulikan pendapat orang lain yang hanya memberikan hal-hal negatif.
#WomenforWomen