Fimela.com, Jakarta Tiap orang punya sensitivitas berbeda dalam berkomunikasi. Dalam menyampaikan dan menerima pesan pun, masing-masing individu punya kepekaan sendiri. Bagi yang mudah tersinggung atau gampang insecure dengan perkataan orang lain, tingkat sensitivitas atau kepekaannya bisa dibilang lebih tinggi.
Menjadi orang yang super sensitif hingga mudah sekali tersinggung kadang memang tidak nyaman. Mengutip buku How to Respect Myself, orang-orang yang menjadi sensitif akan mudah terpengaruh oleh rangsangan kecil yang biasanya tidak dihiraukan. Sehingga, mereka cenderung tidak bisa melupakan adegan ketika orang lain membicarakan sesuatu atau memasang raut wajah tertentu.
Mungkin tidak selalu mudah untuk mengatasi rasa gampang tersinggung dan insecure ini. Namun, ada cara yang bisa dicoba untuk bantu meredakan emosi dan perasaan.
Membiarkan Urusan Orang Lain Menjadi Urusannya
"Jika ingin menghilangkan sifat sensitif, seseorang harus berlatih mulai dari membedakan antara dirinya dan orang lain. Lingkup orang lain sangatlah luas. Semua orang selain dirinya adalah orang lain. Keluarga, teman, dan rekan kerja adalah orang lain," tulis Yoon Hong Gyun, dokter kejiwaan dalam bukunya, How to Respect Myself.
Biarkan emosi orang lain menjadi urusannya. Ini hal pertama yang perlu senantiasa kita ingat dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Sebab untuk bisa bahagia, kita perlu membiasakan diri membiarkan urusan orang lain menjadi urusannya. Sebab kita tidak akan mungkin bahagia dengan terus-terusan memikirkan ucapan atau perilaku orang lain dan berpikir bahwa kita adalah korban.
Memang ada hal-hal yang perlu dikerjakan bersama-sama. Saat menjalin suatu hubungan atau membangun komunikasi, perlu adanya kepedulian dan rasa sayang serta empati. Ada kompromi dan keterbukaan yang perlu dibentuk. Hanya saja, kalau kita merupakan tipe orang yang gampang tersinggung atau sangat sensitif dengan omongan orang, penting bagi kita untuk mulai membiasakan diri membiarkan emosi orang lain menjadi urusannya.
Ingat juga bahwa tiap orang memiliki kode humor dan titik vital emosi tersendiri. Daripada memaksakan diri untuk mengubah emosi orang lain atau menyerapnya menjadi emosi kita, cobalah untuk membiarkan itu menjadi urusannya.
Semoga kita tetap bisa menjalin hubungan baik dengan semua orang sesuai dengan kapasitasnya, ya. Kita semua berproses untuk senantiasa menghadirkan titik nyaman kita sendiri di berbagai situasi.
#WomenforWomen