Fimela.com, Jakarta Orangtua ternyata mengenalkan anak dengan perilaku empati dan simpati sejak dini itu penting lho!. Dengan begitu, ketika sudah besar nanti, mereka tak ragu untuk berbagi kebaikan kepada orang-orang di sekitarnya. Orangtua harus berperan penuh dalam menumbuhkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan Si Kecil.
Diharapkan mereka dapat belajar untuk berbuat kebaikan melalui quality time bersama dan dapat mencontoh kedua orangtuanya. Penasaran bagaimana caranya menumbuhkan perilaku simpati dan empati pada anak? Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Menggunakan kata-kata yang baik saat mengapresiasi Si Kecil
Dalam hal ini orang tua butuh bahasa kalimat yang spesifik untuk dapat mengapresiasi anaknya saat melakukan hal baik. Jikalau hanya mengucapkan terimakasih, anak tidak akan paham seperti apa perilaku kebaikan yang diharapkan.
2. Bermain role play kehidupan sehari-hari
Untuk anak-anak dibawah 7 tahun hanya bisa memahami sesuatu yang kongkrit seperti dari apa yang mereka lihat dan rasakan. Dengan hal itu, para orang tua bisa berperan dalam mengajak anak bermain peran dari kegiatan sehari-hari misalnya memasak atau meminum teh. Sambil bermain juga, orang tua dapat menerapkan nilai-nilai kebaikan seperti mengucapkan terimakasih saat diberi makanan.
3. Bermain sambil mengenalkan beragam nama emosi
Ada lima emosi dasar yang ada pada anak-anak dari bayi sampai balita. Ada emosi senang, sedih, takut, jijik, dan marah. Orang tua dapat berperan untuk mengenalkan anak dengan berbagai emosi dan cara mengatasinya.
4. Biarkan anak memegang kendali dalam permainan
Saat sedang bermain dengan anak sebaiknya para orang tua jangan sering untuk mengatur ya. Biarkan anak mengembangkan kemampuan berpikirnya dan melakukan apa yang dia mau dengan mainannya. Selain itu, penting juga untuk mengenalkan pilihan pada anak untuk mengembangkan dan memegang kendali dalam sebuah permainan agar dapat terasa dengan sendirinya.
Tips menumbuhkan rasa simpati dan empati pada anak sejak dini bisa dijadikan cara oleh sahabat fimela yang baru saja menjadi orang tua atau yang mungkin sudah berpengalaman.
Ditulis: Adjeng Dwi Fitriani