Kenali 5 Tanda Penipuan Online agar Terhindar dari Bahaya

jeihanlutfiah diperbarui 18 Jan 2022, 14:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Pada era digital seperti ini, siapa saja bisa mengalami penipuan secara online, tidak melihat dari pekerjaan atau kegiatan apa saja yang mereka lakukan di internet. Namun tidak peduli juga  siapa korbannya atau seberapa canggih skemanya, selalu ada cara untuk mengenali penipuan secara online. Pakar keamanan Kaspersky Roman Dedenok mencoba memberikan lima tanda umum penipuan online untuk membantumu terhindar dari Bahaya.

 

1. Menawarkan hadiah menarik hingga rasa takut 

Scammers atau penipu online sering memainkan emosi para calon korbannya dengan memanfaatkan perasaan kritikal dalam diri manusia, seperti keserakahan atau ketakutan. Skema pertama, mereka biasanya menjanjikan calon korban hadiah luar biasa— misalnya, tunjangan pemerintah yang besar atau cryptocurrency gratis.

Skema kedua, melibatkan intimidasi, seperti ancaman untuk mengirim video korban yang menonton film porno ke seluruh kontak atau merusak reputasi situs web perusahaan mereka. Dalam kedua kasus tersebut, para pelaku kejahatan di internet mencoba untuk memangkas kemampuan korban mereka untuk merespons secara rasional. Sehingga secara tidak sadar, calon korban menuruti setiap perkataan yang diminta oleh pelaku, sesuai dengan skema yang telah direncanakan. 

Kaspersky memberi saran untuk Membaca kembali pesan tersebut dengan seksama. Kemungkinan besar,  pesan yang mengandung ciri di atas merupakan sebuah pesan penipuan, maka jangan hiraukan.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

2. Waktu yang sangat sempit

ilustrasi penipuan online. (Ilustrasi: Pexels.com)

Jika situasi yang melibatkan emosi dapat menyebabkan orang kehilangan daya berpikir kritis, maka rasa “terburu-buru” juga demikian. Scammers mengeksploitasi perasaan calon korbannya dengan menetapkan tenggat waktu yang ketat.

Biasanya isi pesan tersebut menekankan bahwa waktu untuk melakukan perintahnya hanya beberapa hari, jam, atau bahkan menit untuk mengklaim hadiah atau pembelian barang sebelum terjual habis, sekali lagi, itu mungkin sebuah pesan penipuan. 

3. Desain yang amatir

Kesalahan yang jelas dalam sebuah pesan adalah tanda bahaya lainnya. Beberapa mungkin menunjukkan salah eja yang disengaja atau penggantian huruf dengan nomor yang tampak serupa hingga menggunakan rekan optik dari alfabet lain untuk mengelabui filter spam. Apa pun alasan kesalahan ketik, pesan “selamat, anda memen4ngk4n s4tu jut4 rup1ah”  adalah tanda bahaya yang pasti.

3 dari 3 halaman

4. Mencari database

ilustrasi database

Ketika calon korban mengunjungi situs web penipuan dari email atau pesan obrolan, penipu biasanya akan mencoba menarik mereka melalui serangkaian tugas sederhana. Mereka mungkin melibatkan survei singkat atau memilih sejumlah kotak yang diduga berisi hadiah, misalnya. 

Cukup sering, para penipu online ini akan memperlihatkan animasi yang diduga menunjukkan pencarian basis data (untuk status pemenang hadiah mereka, misalnya) dan meminta korban untuk mengisi formulir. Terkadang para korban juga mungkin diundang untuk membaca ulasan atau komentar (palsu) dari “pemenang sebelumnya”. Baru-baru ini, kami telah melihat obrolan dengan bot yang menyamar sebagai pengacara, konsultan, atau karyawan pendukung.

Terlepas dari detail skenario yang ada, tujuan sudah pasti untuk membuat orang tersebut menginvestasikan sedikit waktu dan membuat mereka tetap di halaman, sehingga semakin banyak investasi yang mereka berikan, semakin kecil kemungkinan mereka untuk menutup halaman saat pembayaran diminta, dan itu pasti akan terjadi. Saat situs web yang menjanjikan tunjangan besar meminta terlalu banyak data konfidensial yang tidak diperlukan, segera tutup laman tersebut.

5. Meminta sedikit biaya di awal

Trik favorit lainnya setelah menggaet korban adalah meminta sedikit biaya, para penipu online ini biasanya akan meminta korban untuk melakukan transfer demi keperluan verifikasi kartu atau pembayaran pendaftaran di beberapa database. Tanpa itu, penipu bersikeras, bahwa korban tidak dapat menerima hadiah yang dijanjikan. Jumlah yang diminta biasanya cukup kecil dan tidak signifikan dan bahkan mungkin datang dengan jaminan pengembalian di kemudian hari. Biaya ini, tentu saja adalah hal pertama yang dapat dicuri dari korban. 

Pada akhirnya tidak akan pernah ada hadiah, melainkan hanya kemungkinan kehilangan lebih

banyak apabila korban membagikan detail kartu kredit dengan penipu. Para pelaku kejahatan siber terus-menerus menemukan cara baru untuk memonetisasi kepercayaan dan kelemahan para pengguna. 

Dengan mengenali lima tanda penipuan online, diharapkan dapat membantumu untuk  menghindari sebagian besar skema penipuan.

 

*Penulis: Jeihan Lutfiah Zahrani Yusuf

# Women For Women