Fimela.com, Jakarta Derita masyarakat Afghanistan seakan tak berkesudahan. Krisis yang kini menimpa Afghanistan usai runtuhnya pemerintahan membuat sejumlah orang mengambil keputusan yang bertentangan dengan nuraninya agar bisa bertahan hidup.
Salah satunya dengan menjual anak-anak mereka. Aksi jual anak dijadikan solusi oleh masyarakat Afghanistan agar mendapatkan akses finansial untuk dapat memberi makan keluarganya.
Namun, peristiwa pilu harus dialami oleh seorang ibu di Afghanistan bernama Aziz Gul yang tak tahu bahwa putrinya telah dijual oleh suaminya sendiri demi menghidupi lima anak mereka lainnya.
Suami Aziz Gul menjual putri mereka yang berusia 10 tahun untuk dinikahkan tanpa memberitahu istrinya, mengambil uang muka agar dia bisa memberi makan anak-anak mereka lainnya. Dia harus mengorbankan satu anaknya untuk menyelamatkan kelima anak lainnya.
“Kalau tidak, mereka semua akan kelaparan,” ujar suami Aziz Gul, dikutip Associated Press, Rabu (5/1/2021).
What's On Fimela
powered by
Krisis Ekonomi Afghanistan
Di bawah rezim Taliban yang diselimuti ketidakpastian, Afghanistan terus terperosok ke jurang Krisi ekonomi. Krisis pangan dan kelaparan kian memburuk. Hingga kini, Taliban belum memperoleh pengakuan internasional sebagai pemerintahan Afghanistan yang sah.
Dilaporkan AP, rezim Taliban dikabarkan sedang menuju kebangkrutan lantaran uang kas negara sudah semakin menipis. Sejak Taliban berkuasa, hampir seluruh negara terutama Barat memutus relasi dengan Afghanistan dan menghentikan berbagai aliran bantuan.
Akibatnya, situasi Afghanistan kian memburuk. Terlebih Afghanistan kini tengah dilanda kekeringan, pandemi virus corona, serta malnutrisi.
“Hari demi hari, situasinya memburuk di negara ini, dan terutama anak-anak menderita,” kata Asuntha Charles, direktur nasional organisasi bantuan World Vision di Afghanistan, yang menjalankan klinik kesehatan untuk orang-orang terlantar di dekat kota barat Herat.
Aksi Jual Anak Dijadikan Solusi Untuk Menekan Kemiskinan
Akibat hal ini, banyak keluarga yang rela menjual anak-anak mereka dengan cara dinikahkan untuk dapat bertahan hidup. Keluarga mempelai pria membayar uang untuk menyegel kesepakatan, dan anak biasanya tinggal bersama orang tuanya sampai dia setidaknya berusia sekitar 15 tahun.
Namun Aziz Gul menjadi salah satu orang yang menentang pernikahan dini pada anak. Bahkan menyatakan dirinya akan bunuh diri jika putrinya yang bernama Qandi Gul harus dijual dan menikah dini.
“Saat suami saya mengaku telah menjual Qandi, jantung saya berhenti. Saya berharap saya mati saja kala itu, tetapi mungkin Tuhan tidak ingin saya mati,” tutur Gul.
Aziz Gul bercerita bahwa ia dan sang suami berdebat panjang perihal menikahkan Qandi. Sang suami menegaskan bahwa niatnya menjual putri mereka demi mencegah satu keluarga meninggal kelaparan.
“Tetapi saya berkata: lebih baik mati daripada apa yang kamu perbuat,” ucap Aziz Gul bercerita.
Kini, Aziz Gul meminta bantuan saudara laki-lakinya dan tetua desa untuk mengajukan proses perceraian Qandi, meski itu artinya ia harus membayar imbalan belasan juta. Sementara itu, sang suami kabur takut Gul akan mengadukannya kepada rezim Taliban yang baru-baru ini melarang pernikahan anak dengan paksa.
#Women For Women