Fimela.com, Jakarta Perasaan insecure umumnya digambarkan sebagai perasaan rendah diri, kurang percaya diri, ragu dengan kemampuan diri sendiri, hingga rasa tidak nyaman. Saat kita merasa insecure biasanya kita merasa cemas dan gelisah. Bahkan seakan hilang arah dalam menjalani hidup.
Bila perasaan insecure yang hadir sering kamu rasakan atau bahkan tak kunjung reda, memang ada baiknya untuk segera mencari bantuan profesional seperti ke psikiater atau psikolog. Kali ini, Fimela hadirkan 15 rekomendasi buku bagus yang sekiranya bisa bantu redakan atau atasi rasa insecure yang sedang kamu rasakan. Setidaknya dengan membaca buku-buku ini, kamu bisa mengupayakan dirimu untuk mendapatkan perasaan yang lebih nyaman. Selengkapnya, langsung saja simak rekomendasi bukunya di bawah ini, ya.
1. Insecurity is My Middle Name
Insecurity is My Middle Name, buku ini memuat 45 bab yang berisi tulisan-tulisan singkat dan reflektif yang bisa membantu kita mengatasi perasaan tak nyaman atau perasaan rendah diri yang kita rasakan. Kerap kita merasa insecure dengan bentuk wajah, tubuh, dan penampilan diri sendiri.
Bahkan kita masih sering merasa payah karena tidak bisa melakukan apa-apa atau membuat pencapaian apa-apa. Namun, bukan berarti kita terus menyalahkan diri sendiri dan mengasihani diri berlebihan. Selalu ada cara untuk berdamai dengan ragam insecurity yang ada, dan buku ini bisa menjadi salah satu sahabat terbaik untuk bantu redakan rasa tidak nyaman dalam diri.
2. The Things You Can See Only When You Slow Down
Buku The Things You Can See Only When You Slow Down bisa menjadi salah satu buku yang tepat untuk menemanimu istirahat. Buku yang ditulis oleh Haenim Sunim yang merupakan seorang biksu Zen dan mantan dosen di perguruan tinggi liberal arts di Massachusetts ini memuat beberapa esai pendek dan kumpulan kalimat mutiara yang bisa menjadi refleksi diri kita di tengah dunia yang sangat sibuk. Dibuka dengan bab berjudul Istirahat, buku ini memberi pengalaman membaca yang menenangkan dan membuat hati nyaman.
3. Apa yang Kita Pikirkan ketika Kita Sendirian
Buku Apa yang Kita Pikirkan ketika Kita Sendirian bisa menjadi salah satu buku yang sangat cocok dibaca bagi kita yang ingin menyikapi kesendirian dengan cara yang lebih bijak. Berisi kumpulan tulisan yang meliputi kontemplasi, refleksi diri, dan perenungan, buku ini menghadirkan berbagai sudut pandang baru tentang memaknai kesepian dan kesendirian. Kumpulan tulisan di buku ini lebih banyak berisi opini, dan tidak ada rujukan atau tambahan referensi untuk menunjang beberapa poin yang sebenarnya sangat penting.
4. Loving the Wounded Soul
Loving the Wounded Soul merupakan buku yang sangat penting untuk dibaca kita semua. Siapa saja bisa mengalami depresi, meski memang ada orang-orang tertentu yang memiliki tingkat kerentanan berbeda terhadap depresi. Dari buku ini, kita bisa memahami kesehatan mental dengan lebih mendalam melalui bahasa yang sangat mudah dicerna. Ditambah dengan pengalaman-pengalaman Regis sebagai penyintas depresi dan akademisi psikologi, kita mendapat banyak pandangan baru tentang depresi dan pentingnya mencintai diri sendiri.
5. Love for Imperfect Things
Love for Imperfect Things ditulis oleh Haemin Sunim yang sebelumnya menulis buku yang sudah terjual tiga juta eksemplar berjudul Things You Can See Only When You Slow Down. Pada buku kali ini, penulis yang merupakan seorang guru agaram Buddha Zen dan merupakan penulis paling berpengaruh di Korea Selatan, mengumpulkan refleksi dirinya saat belajar melihat duni dan dirinya sendiri dengan lebih penuh kasih. Buku yang mengangkat tema cinta sebagai pembahasan utama ini ditulis berdasarkan inspirasi yang ia dapat dari orang-orang yang telah membagikan kisah hidup dan pertanyaan saat kuliah umum serta lewat media sosial.
6. Happiness Inside
Dalam buku Happiness Inside, kita akan diajak untuk kembali menelusuri jiwa kita sendiri. Kita akan diajak untuk kembali bercermin agar kita bisa menerima kehidupan kita dengan utuh lebih dulu. Kebahagiaan bisa dicari dan ditemukan dari dalam jiwa dan hati kita sendiri.
Mencari Kebahagiaan, Menggali Kebahagiaan, dan Menemukan Kebahagiaan adalah tiga bab utama buku ini. Tiap bab berisi tulisan dan esai personal yang penuh inspirasi. Disertai dengan pengalaman pribadi serta berbagai referensi yang bisa kita jadikan rujukan dalam memahami berbagai situasi dan perasaan yang terkait dengan kebahagiaan.
7. How to Respect Myself: Seni Menghargai Diri Sendiri
How to Respect Myself, buku yang ditulis oleh seorang dokter kejiwaan, Yoon Hong Gyun ini bisa menjadi referensi bacaan yang bagus bagi siapa saja yang ingin lebih mengenal diri, lebih mencintai diri sendiri, serta lebih menghargai diri sendiri. Kehidupan tak selalu menawarkan kemudahan dan kebahagiaan. Ada saat-saat kita merasa ciut atau bingung dalam menghadapi situasi yang tak pernah kita duga, seperti kesepian, perpisahan, hingga soal menerjemahkan emosi dan perasaan sendiri.
8. Hidup Apa Adanya
Hidup Apa Adanya, buku ini bisa menjadi teman perjalanan kita untuk kembali melangkah ke depan. Memuat esai-esai yang berisi pengalaman, refleksi diri, hingga sejumlah penjelasan tentang kehidupan yang dikutip dari para pakar, buku ini menghadirkan pengalaman membaca yang menanngkan hati.
9. Yes to Life
Makna dan nilai kehidupan, topik inilah yang menjadi bahasan utama dalam buku Yes to Life. Buku ini bisa jadi referensi yang bagus bagi siapa saja yang menyukai buku dengan tema pengembangan diri. Bagus juga untuk dibaca bagi yang ingin menggali lebih dalam soal pencarian makna hidup. Siapa tahu setelah membaca buku ini, kita bisa kembali menemukan makna hidup yang lebih berarti.
10. Ada Nama yang Abadi di Hati tapi Tak Bisa Dinikahi
Ada Nama yang Abadi di Hati tapi Tak Bisa Dinikahi, buku yang satu ini bisa menjadi sahabat baru untuk menghangatkan hatimu. Berisi kumpulan puisi, kutipan, dan tulisan-tulisan pendek tentang cinta, buku ini bisa menghadirkan sejumlah sudut pandang baru tentang perkara hati dan perasaan. Semua yang kita rasakan terkait cinta memang tak selalu indah, tapi bukan berarti kita terpuruk begitu saja menghadapi kenyataan yang ada.
11. Hello, Habits
Hello, Habits sangat cocok dibaca oleh siapa saja yang ingin meningkatkan kualitas hidup dengan menciptakan kebiasaan-kebiasaan yang lebih baik. Selalu ada kesempatan untuk mencoba hal baru. Serta, tidak pernah ada kata terlambat untuk meninggalkan kebiasaan buruk dan membangun kebiasaan baru dalam keseharian kita.
12. Meditations: Jalan Stoik untuk Hidup Asyik
Meditations: Jalan Stoik untuk Hidup Asyik bisa menjadi referensi buku yang menarik bagi siapa saja yang ingin memahami soal Stoikisme sekaligus melakukan refleksi diri. Ada banyak kalimat yang menghibur dan menghangatkan hati, ada juga pembahasan yang mengingatkan kita akan pentingnya menjalani hidup ini dengan baik tanpa harus merasa terlalu terbebani. Dua belas bab di buku ini benar-benar terasa "mengenyangkan" karena memuat banyak aspek kehidupan yang sangat dekat dengan perkara-perkara yang sering muncul di benak kita sendiri.
13. I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki 2
Didiagnosis mengidap distima, Baek Se Hee memerlukan proses yang tidak sebentar untuk bisa memperbaiki banyak hal dalam hidupnya. Kecenderungannya untuk terus membandingkan hidup dengan orang lain, merasa lebih buruk dibandingkan orang lain, merasa membenci diri sendiri, hingga merasa hidup seakan tidak berarti membuat banyak kekhawatiran dalam dirinya. Ketika memilih untuk resign dari pekerjaannya, ada dilema yang ia rasakan. Merasa terus dibayangi luka masa lalu dan trauma di masa lalu membuatnya seakan terjebak pada lubang hitam yang tak ada habisnya. Bahkan berdialog dan berbicara dengan diri sendiri kadang terasa penuh liku.
"Memang sulit untuk berhenti membandingkan, tetapi kita harus ingat bahwa menilai dan meneka rasa sakit kita dengan standar masyarakat dan orang lain adalah gagasan yang sangat berbahaya. Sederhananya, aku ingin fokus pada perasaanku sendiri tanpa membandingkan emosi gelap dalam diri atau melarikan diri dari emosi tersebut. Seperti halnya menikmati kegembiraan, aku akan merawat diri dengan melihat ke dalam kegelapan diri dan berbincang dengan diri sendiri." (I Want To Die but I Want To Eat Tteokpokki 2, hlm. 126)
14. Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah
Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah, buku karya Geulbaewoo ini bisa menjadi salah satu buku yang dapat membantumu untuk bisa lebih banyak memeluk diri sendiri. Membantumu untuk kembali mencintai dirimu sendiri. Ketika tubuh dan pikiran sedang lelah, kadang kita butuh waktu untuk beristirahat sejenak dan menikmati ketenangan.
16. Love
Love, buku mungil karya Ade Aprilia ini memberi banyak makna baru soal cinta. Bukan cinta yang bikin galau atau membuat perasaan makin sendu. Melainkan, cinta yang membawa kita menyadari adanya kekuatan yang lebih besar di balik cinta. Ada ketegaran dan kebahagiaan yang bisa kita peroleh dengan cinta.
Semoga rekomendasi buku di atas bisa jadi referensi yang bermanfaat, ya. Happy reading!
#WomenforWomen