Fimela.com, Jakarta Di saat Omicron belum selesai, kini hadir Florona yang menghebohkan warganet. Florona sendiri bukanlah varian baru dari COVID-19, melainkan perpaduan dua penyakit yang disebabkan oleh COVID-19 dan influenza yang terjadi bersamaan.
Kasus langka ini pertama kali ditemukan pada seorang perempuan hamil asal Israel yang baru saja melahirkan. Diketahui ia belum mendapatkan vaksinasi COVID-19.
Gejala yang dialami perempuan tersbut terbilang ringan sehingga diharapkan bisa segera pulang.
Bukan merupakan varian dari COVID-19, Florona menjadi kasus infeksi pernapasan ganda yang disebabkan oleh COVID-19 dan patogen influenza. Menurut WHO, seseorang mungkin terinfeksi dua virus yang di saat bersamaan dengan gejala yang kurang lebih sama. Di antaranya sakit tenggorokan, batuk, pilek, demam, sakit kepala, dan kelelahan.
What's On Fimela
powered by
COVID-19 dan flu itu berbeda
Menurut Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia, Profesor Zubairi Djoerban menyebut Florona terjadi dengan merusak kekebalan tubuh.
"Yedioth Ahronoth mengatakan perempuan itu tidak divaksinasi. Terindikasi merusak sistem kekebalan. Sedang dipelajari lebih lanjut," cuit Ahmad dalam akun Twitternya.
Ahmad pun menjelaskan bahwa virus influenza memang dalam menyebabkan flu, sementara COVID-19 menyebabkan inflamasi serta komplikasi dalam sistem pernapasan. Ahmad juga menegaskan bahwa flu dan COVID-19 tidak memiliki hubungan sama sekali karena protein yang dikenali masing-masing virus sangat berbeda.
Tingkat keparahan dan penularannya
Infeksi dari Florona menimbulkan tingkat keparahan yang berbeda di setiap orang. Ada yang mengalami gejala ringan, namun tidak sedikit yang menunjukkan gejala berat. Meski demikian, kedua kondisi yang terjadi bersamaan ini bisa menjadi fatal jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat.
Dalam beberapa kasus, pasien dengan COVID-19 akan kehilangan penciuman atau anosmia. Namun komplikasi pasca infeksi COVID-19 akan hilang ketika seseorang terinfeksi influenza.
Penularan dari kedua virus pernapasan bagian atas ini adalah sama, yakni melalui partikel aerosol yang dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi saat batuk, berbicara, atau bersin. Biasanya gejala akan muncul dalam 2-10 hari setelah terinfeksi.
Prediksi Florona
Prediksi akan hadirnya Florona sebenarnya sudah ada sejak tahun lalu. Terutama ketika suhu udara menurun akan meningkatkan risiko flu atau COVID-19 yang meningkat.
Hingga saat ini belum ada laporan atau penelitian resmi terkait komplikas jangka panjang yang ditimbulkan dari infeksi Florona. Namun, pemerintah pun mengimbau agar masyarakat untuk tetap mengikuti protokol kesehatan serta mendapatkan vaksin COVID-19 dan flu secepat mungkin.
Simak video berikut ini
#elevate women