Fimela.com, Jakarta Selalu banyak cinta dan hal istimewa dalam hubungan seorang anak dan ibu. Mungkin tak semuanya penuh suka cita, sebab ada juga yang mengandung duka lara. Masing-masing dari kita pun selalu punya cerita, seperti tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela untuk mengikuti Lomba Ungkapkan Rasa rindu pada Ibu di Share Your Stories Bulan Desember ini.
***
Oleh: Rahayu Putri
Buk, ini adik, anak paling kecil di rumah yang selalu bikin ulah dan kehebohan. Dua tahun di masa pandemi ini adik harus pulang dan lebih banyak merepotkan ibuk. Namun, adik bersyukur karena setiap malam bisa tidur bersama ibuk, makan bersama ibuk, berdoa bersama ibuk, dan tentunya membagikan bermacam cerita kepada ibuk secara langsung.
Skripsiku yang bahkan aku tidak yakin bisa menyelesaikannya akhirnya selesai. Wisudaku yang bahkan aku tidak berharap ibuk dan bapak datang akhirnya terlewati. Aku yang terus khawatir karena hanya menempuh pendidikan sarjana di kampus swasta merasa sangat bersyukur ketika melihat senyum ibuk saat melihatku mengambil ijazah.
Adik tidak pernah berharap mendapat ibuk selain ibuk. Meskipun aku sering bilang ke ibuk kalau adik capek dengan berbagai macam syarat yang ibuk ajukan, tapi adik tetap senang punya ibuk. Tidak ada ibu di dunia ini yang selalu yakin dengan mimpinya akan terwujud, tidak pernah meragukan anaknya, selalu menelepon setiap hari meskipun tidak ada topik pembicaraan.
Aku akan Berusaha Membahagiakan Ibu
Aku senang punya ibu yang selalu dapat kutemukan bahkan di keramaian. Ibu yang selalu terlihat dari kejauhan meskipun ada banyak ibu lainnya. Ibu yang selalu menungguku apa pun keadaanku. Ibu yang selalu siap mendengarkan ceritaku yang terkadang bahkan tidak menarik.
Buk, meskipun aku tidak pernah bisa mengucapkan semua rasa syukur ini secara langsung tapi aku berharap ibu memahaminya ketika aku terkadang tiba-tiba membelikan ibu sesuatu. Ketika aku tiba-tiba memeluk ibu, ketika aku tiba-tiba menelepon ibuk, ketika aku tiba-tiba hanya ingin ibuk di sampingku.
Aku selalu ingin yang terbaik untuk ibuk sama seperti ibuk menginginkan segala yang terbaik untukku. Meskipun terkadang aku banyak mengeluh, aku yakin ibuk paham bahwa aku tidak pernah tidak mengingat dan melakukan apa yang ibuk katakan.
Maafkan adik ya karena tidak pernah mengungkapkan ini secara langsung. Untuk meminta maaf saat adik punya salah kepada ibuk saja begitu sulit apalagi harus mengakui semua ini. Adik hanya akan menangis dan tidak mengatakan apa pun jika harus menyampaikan ini semua secara langsung.
Terima kasih buk, sudah menjadi ibuk.
#ElevateWomen