Setelah Melalui Proses Ini, Hubunganku dengan Ibu Makin Membaik

Endah Wijayanti diperbarui 03 Jan 2022, 10:39 WIB

Fimela.com, Jakarta Selalu banyak cinta dan hal istimewa dalam hubungan seorang anak dan ibu. Mungkin tak semuanya penuh suka cita, sebab ada juga yang mengandung duka lara. Masing-masing dari kita pun selalu punya cerita, seperti tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela untuk mengikuti Lomba Ungkapkan Rasa rindu pada Ibu di Share Your Stories Bulan Desember ini.

***

Oleh: Amanda Chrysilla Annisa

Dear Mama Tersayang,

Untuk mencapai hubungan seperti sekarang, kita sudah melewati banyak sekali naik-turun di sepanjang perjalanan. Kita yang sering berselisih paham dulunya, kini tidak lagi melakukan hal yang sama. Hubungan kita sekarang telah berubah jauh lebih baik karena kita akhirnya belajar saling mengerti. Tidak lagi menuntut satu sama lain agar menjadi seperti yang diinginkan secara sepihak.

Walaupun butuh waktu yang cukup lama hingga usiaku menginjak 27 tahun, aku tidak mempermasalahkan itu. Kita yang sekarang bisa mengobrol lepas tanpa penghakiman. Kita sudah tidak memperdebatkan hal-hal sepele. Kini, kita hanya belajar saling menerima kekurangan masing-masing sebagai seorang ibu dan anak.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Ibu yang Membesarkanku Seorang Diri

Menjaga cinta keluarga./Copyright shutterstock.com/g/Phototalker

Ma, jika aku diberikan kesempatan untuk memilih ibu di kehidupan selanjutnya, maka aku akan tetap memilihmu. Aku tetap ingin menjadi putrimu sekali lagi. Aku tetap ingin mengusahakan segala yang terbaik demi kebahagiaanmu—demi kebahagiaan kita. Engkau akan tetap menjadi segalanya bagiku dan menempati urutan pertama orang yang paling kusayangi di dunia.

Izinkan aku merawatmu ketika engkau semakin menua. Aku ingin menghabiskan banyak waktu bersamamu sambil merawatmu dengan penuh kasih. Aku tahu bahwa setelah melakukan itu semua, aku tetap tidak akan mampu membalas seujung kuku pun perjuanganmu dalam membesarkanku.

3 dari 3 halaman

Kenangan tentang Sebungkus Nasi Goreng

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/photographeeeu

Ketika mengenang masa lalu, air matamu akan menetes. Satu, dua, tiga tetes hingga akhirnya menjadi deras. Dirimu teringat masa lalu saat memperjuangkan kita berdua yang harus tetap makan. Kita berdua ditinggalkan oleh laki-laki yang seharusnya bisa menjadi tempat bernaung.

Katamu dulu, demi aku bisa makan nasi goreng yang enak, engkau harus menahan rasa laparmu karena duit yang tak cukup untuk membeli dua porsi nasi goreng. Engkau mengatakan bahwa waktu itu nasi gorengnya memang enak.

Kita berdua harus banyak bersyukur. Berkat perjuanganmu yang tanpa henti itu, akhirnya engkau berhasil diterima bekerja di sebuah perusahaan besar. Di saat itulah hidup kita membaik. Engkau pun bisa membeli dua bungkus nasi goreng lezat untuk kita berdua.

Kata-kata tak akan mungkin dapat mengungkapkan segala kebaikanmu terhadapku, Mama. Engkau lebih dari itu. Engkaulah ibu terbaik yang diberikan Tuhan untukku. Aku sangat beruntung.

Semoga Mama selalu bahagia.

#ElevateWomen