Fimela.com, Jakarta Kasus kekerasan seksual akhir-akhir ini banyak diberitakan, mirisnya kerap terjadi di ranah pendidikan yang seharusnya menjadi tempat aman. Anak dan perempuan paling banyak menjadi korban kekerasan seksual.
Fenomena kekerasan terhadap anak dan perempuan pun seperti fenomena gunung es, hal ini disampaikan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
"Fenomena kekerasan anak maupun perempuan itu fenomena gunung es. Seandainya ada penurunan, itu kan yang terungkap. Tapi yang tidak terungkap masih banyak," kata Muhadjir di Kantor Kemenko PMK Jakarta Pusat, melansir Liputan6.com.
Meski data di lapangan menunjukan adanya penuruan, namun dia menyebut masih banyak kekerasan terhadap anak dan perempuan yang belum terungkap karena banyak korban yang enggan untuk melaporkan.
Hal ini pun terlihat, dari kasus-kasus kekerasan seksual yang sudah diberitakan ke publik. Jika pelaku sudah berulang kali melakukan pelecehan seksual, bahkan dengan korban yang lebih dari satu orang.
What's On Fimela
powered by
Perlu perangkat infrastruktur yang lengkap
Muhadjir juga mengatakan oleh sebab itu, perlu perangkat infrastruktur yang lengkap untuk mengungkap kasus kekerasan anak dan perempuan. Ia pun mengakui perhatian pemerintah terhadap masalah perlindungan anak dan perempuan masih menjadi hal yang baru.
"Belum lama, baru kira-kira 20 tahun terakhir. Masalah anggaran aja masih sulit," ujarnya.
Ia mengungkapkan, baru periode Presiden Joko Widodo saja yang memberikan perhatian. Sehingga adanya penambahan anggaran yang cukup untuk penanganan kekerasan seksual.
"Meski anggarannya masih rendah, namun lebih baik dibanding tidak ada penambahan. Ada Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp 120 miliar, ini masih memprihatinkan kita," jelas Muhadjir.
Selain itu, beliau juga mendesak agar DPR segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS). Muhadjir menyarankan agar hal-hal yang kontroversi dicari solusi bersama-sama.
"Jangan sampai hanya beberapa perbedaan itu membuat hal itu tertunda yang berisko karena ini mendesak," tutur Muhadjir.
#elevate women