Fimela.com, Jakarta Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak suku, adat dan budaya. Bahkan setiap suku memiliki adat yang harus dilakukan bagi setiap warganya. Misalnya saja, bagi masyarakat Jawa, beberapa masih memegang teguh adat termasuk dalam ritual pra-nikah.
Ritual pra-nikah harus dilakukan bagi calon pengantin dan juga keluarganya. Tetunya, ritual ini tidak hanya ritual biasa, tetapi juga memiliki makna mendalam sebagai refleksi kehidupan. Lalu ritual pra-nikah seperti apa saja yang harus dulakukan oleh para calon pengantin?
Melansir dari factofindonesia.com (30/12), berikut adalah beberapa ritual yang harus dilakukan calon pengantin sebelum melangsungkan pernikahan.
1. Pasang Tratag
Pasang tratag artinya pasang tenda atau tratag tepat di depan rumah. Biasanya pasangan tratag juga dibarengi dengan pasangan tarub atau hiasan daun alami yang dipasangan di depan pintu masuk. Ini digunakan sebagai tanda bahwa keluarga sedang merayakan pernikahan.
Umumnya orang Jawa menggunakan daun kelapa lengkung berwarna kuning sebagai tanda bahwa keluarga mengharapkan berkah dan kemakmuran bagi pasangan pengantin. Dengan kata lain, itu hanya seperti meminta rasa syukur dari Tuhan.
2. Kembar Mayang
Kembar Mayang adalah ornamen yang dibuat khusus untuk pernikahan. Kembar Mayang biasanya terbuat dari akar, batang, daun, buah, dan bunga. Orang Jawa percaya bahwa kembar mayang adalah lambang motivasi dan kebijaksanaan.
Umumnya, daun kembar mayang ditekuk dan dimasukkan ke dalam batang pisang sehingga menyerupai gunung, cambuk, payung, keris, burung, dan belalang. Hal ini berarti sebagai motivasi dan hikmah bagi pasangan yang baru menikah setelah melakukan ritual pernikahan.
3. Pasang Tuwuhan
Pasang tuwuhan artinya pasangan pengantin memberikan beberapa buah-buahan dan tanaman di sekitar kawasan siraman. Ini berarti sebagai harapan mereka untuk mendapatkan anak segera setelah pernikahan.
Ritual ini umumnya menggunakan pisang sebagai buah yang populer dalam upacara pernikahan. Pisang memiliki hikmah besar bagi kedua mempelai dalam kemantapan kehidupan pernikahan.
4. Sungkeman
Sungkeman adalah tradisi Jawa yang berarti meminta restu pernikahan dari orangtua. Biasanya pasangan akan melakukan sungkeman sebagai tanda terima kasih karena telah membesarkan mereka sebelum menikah.
Tidak hanya mengucapkan terima kasih penuh kepada orangtua tetapi juga pasangan harus memberikan cinta mereka kepada orangtua mereka. Selain itu, mereka harus melakukan ritual permintaan maaf atas segala kesalahan yang telah dilakukan selama ini. Orang Jawa percaya bahwa pasangan harus meminta pengampunan mereka sehingga mereka akan memberikan restu orangtua.
5. Siraman
Siraman berarti mandi sebelum menikah yang biasa dilakukan oleh pasangan pengantin. Ritual siraman harus dilakukan dengan pakaian adat lengkap dengan air yang dipenuhi dengan beberapa jenis bunga.
Dalam ritual siraman, kedua mempelai akan dimandikan oleh tujuh orang yang akan menyiramkan air ke tubuh mereka. Dalam siraman terakhir harus dilakukan oleh ayah pengantin perempuan. Ayah harus membawa pengantin perempuan ke kamar pengantin perempuan sebelum pernikahan berlangsung.
6. Adol Dawet
Setelah ritual siraman, langkah selanjutnya dalam pranikah Jawa adalah adol dawet. Dalam hal ini orangtua kedua mempelai mengadakan acara untuk menjual dawet sebagai minuman khas Jawa sebagai salah satu ciri khas masakan Indonesia. Mereka harus menjualnya kepada para tamu yang menghadiri ritual tersebut.
Pasangan pengantin tidak akan membayar menggunakan uang tetapi menggunakan kreweng koin dari tanah liat. Makna dibalik pembayaran tersebut adalah tentang kebutuhan hidup yang berasal dari bumi.
7. Potong Tumpeng dan Dulang Pungkasan
Pasangan pengantin harus memotong nasi tumpeng sebagai tanda rasa syukur mereka kepada Tuhan. Setelah itu, dulang pungkasan atau pemberian makan pasangan pengantin yang dilakukan oleh orangtua mereka.
8. Tanam Rambut dan Lepas Ayam
Dalam ritual ini, rambut pengantin akan ditanam untuk menjauhkan hal-hal buruk dari rumah tangga. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pelepasan ayam hitam yang menandakan bahwa orangtua telah ikhlas melepaskan anaknya untuk kehidupan berumah tangga.
9. Midodareni
Midodareni adalah ritual pelepasan masa lajang perempuan. Pada ritual ini, pengantin perempuan tidak mengizinkannya untuk bertemu dengan calon suaminya. Mereka tidak boleh saling bertemu antara pukul 6 sore hingga tengah malam.
Alih-alih bertemu satu sama lain, pengantin akan diberikan begitu banyak nasihat dari orangtua mereka di rumah mereka. Biasanya, mereka akan membicarakan kehidupan pernikahan di masa depan tepat setelah pernikahan.
10. Srah-Srahan
Proses ini merupakan penyerahan barang dari calon mempelai pria kepada calon mempelai perempuan, yang menerima orangtua dari pihak perempuan karena proses ini dilakukan pada malam Midodareni.
Ritual Srah-Srahan adalah tanda bahwa pengantin pria sudah menerima pengantin perempuan untuk menjadi istrinya dan dia siap untuk menjalani kehidupan pernikahan dengannya.
Nah, itu tadi adalah beberapa ritual pra nikah dalam adat Jawa, kira-kira seperti apa nih adat pernikahan di daerah Sahabat Fimela?
#ElevateWomen