Setelah Perceraian Itu, Ibu Izinkan Aku Tinggal dengan Ayah tapi Aku Rindu

Endah Wijayanti diperbarui 28 Des 2021, 14:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Selalu banyak cinta dan hal istimewa dalam hubungan seorang anak dan ibu. Mungkin tak semuanya penuh suka cita, sebab ada juga yang mengandung duka lara. Masing-masing dari kita pun selalu punya cerita, seperti tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela untuk mengikuti Lomba Ungkapkan Rasa rindu pada Ibu di Share Your Stories Bulan Desember ini.

***

Oleh: Kuma Liyah

Untuk Ibu,

Aku menyebutmu malaikat tak bersayap, yang telah mengorbankan separuh waktu bahkan nyawanya untuk menjadi perantara Tuhan, menghadirkan sosok aku yang pastinya telah kau tunggu. Di antara namaku, terselip arti bagimu adalah doa yang terus kau panjatkan untukku agar aku terus tumbuh hidup, persis seperti apa yang kau harapkan dengan sungguh.

Bu, perlu berapa kali kalimat terima kasih aku beri? Berapa kali pun sepertinya tak cukup untuk menukarkan sebagian hidupmu yang telah kau korbankan untukku. Aku seringkali berkata maaf padamu karena seringkali aku membuatmu menunggu.

Kehadiranku kau tunggu sepanjang waktu. Kau bahkan tak marah ketika aku terlambat memberimu kabar dariku, dan kau hanya berkata, "Jika waktumu luang, datanglah kemari, Ibu menunggumu." Sejujurnya aku tak kuasa menahan tangisku setiap kali kau berkata demikian.

 

2 dari 2 halaman

Aku Rindu Ibu Setiap Saat

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/photographeeeu

Kau hanya menginginkan waktuku sejenak untuk berada di sisimu. Dan aku sering merutuki keadaan mengapa kita tak tinggal bersama, mengapa takdir Tuhan memilih demikian. Namun aku tahu tak akan memperbaiki keadaan.

Aku tahu macam risiko yang sudah tersaji dengan jelas setelah ibu dan ayah memutuskan untuk berpisah. Kau izinkan aku tinggal bersama ayah, hanya agar aku dapat hidup berkecukupan. Dengan waktu yang cukup lama, beberapa hal aku jalani perlahan biasa tanpamu, tapi sejujurnya aku ingin hal biasa bisa kau lakukan untukku, entah itu hanya menyiapkan sarapan atau membangunkan di setiap fajar menjelang. 

Rindukah? Ya bu, aku rindu setiap saat. 

Maaf aku belum bisa menjadi anak yang baik, aku masih sering mengeluh, dan juga aku masih saja belum bisa menerima keadaan dengan penuh.

Bu, aku menyayangimu, aku ingin memelukmu tanpamu bertanya "Kenapa dan mengapa." Memelukmu tanpa alasan, ya! Aku ingin hal sederhana itu bu. Aku menyayangimu, meskipun aku jelas tau kau jauh lebih menyayangiku dari angka yang diperkirakan. I love you, mother.

Dari anak bungsumu.

#ElevateWomen