Fimela.com, Jakarta Sudah 17 tahun lalu, bencana Tsunami Aceh terjadi (26/12/2004) menyisakan cerita-cerita pilu bagi Indonesia, apalagi bagi sanak saudara yang ditinggalkan.
Para masyarakat Aceh pun meninggalkan kampung halaman yang mereka tinggali karena porak poranda dihantam keganasan Tsunami Aceh. Namun, di tahun 2021 ini masyarakat Desa Latiung, Kecamatan Teupah Selatan, Kabupaten Simeulue Aceh mulai kembali ke desa mereka.
Selain hancur karena Tsunami Aceh, Rahma salah satu warga Desa Latiung, di Simeulue mengatakan alasan mereka meninggalkan kampung karena sangat berdekatan dengan pinggir laut. Meski ia mengatakan bersyukur saat Tsunami tidak ada korban jiwa.
"Bencana tersebut membuat masyarakat ketakutan dan pindah secara beramai-ramai menuju pegunungan yang kami menjadi kampung baru bagi kami," kata Rahman, dikutip Liputan6.com dari Antara.
Kampung tidak berpenguhi
Setelah ditinggalan warga kampung tersebut, Rahman mengatakanesa Latiung menjadi kampung yang tidak berpenghuni hingga dipenuhi semak belukar.
"Kampung kami ini sempat menjadi hutan rimba, melintasinya saja takut karena banyak rumah kosong yang ditinggalkan pemiliknya. Kami pindah ke pegunungan yang jaraknya belasan kilometer," kata Rahman. selama bertahun-tahun
Mulai dari rumah warga, kebun, sekolah, masjid, serta fasilitas umum lainnya semua ditinggalkan. Dan masyarakat setempat pun membuat kampung baru dengan nama Desa Latiung Baru.
Kembali dihuni setelah 17 tahun
17 tahun Tsunami Aceh berlalu, kampung tersebut pun kembali dihuni oleh masyarakat setempat. Meski tidak seramai dulu, Desa Latiung Lama saat ini mulai terlihat ada napas kehidupan.
Desa yang penuh dengan semak belukar, kini terlihat bersih. Bangunan rumah serta tambatan perahu nelayan juga mulai di fungsikan. Masyarakat mulai membangun usaha di kampung lama mereka.
"Kebun warga yang dulu sempat menjadi hutan juga mulai kembali di rawat," ucap Rahman.
Berdasarkan data dari Kecamatan Teupah Selatan, Kabupaten Simeulue. Desa Latiung Baru dihuni sebanyak 287 jiwa dari 85 keluarga dengan mata pencaharian petani dan nelayan. Perkampungan baru memiliki fasilitas publik seperti sekolah, kesehatan, dan lainnya.
#elevate women