Fimela.com, Jakarta Setiap produk makanan atau minuman yang dijual di lokasi pusat perbelanjaan resmi, supermarket, mini market hingga apotek biasanya memiliki label berisi informasi nilai gizi dari produk tersebut. Para calon pembeli akan mencari informasi penting dengan membaca label kemasan. Kebiasaan membaca label informasi produk dengan cermat akan membantu konsumen untuk memahami nilai gizi dan kegunaan dari produk yang akan dikonsumsi sehari-hari.
Selain itu, membaca label nilai gizi sebelum membeli produk juga termasuk dalam salah satu dari sepuluh pedoman gizi seimbang yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Untuk mengetahui seberapa pentingnya memahami cara membaca label kemasan, Lemonilo berbincang dengan Dra. Indriemayatie Asri Gani, Apt, Koordinator Kelompok Substansi Pemberdayaan Masyarakat, Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM dalam sesi #TanyaAhlinya.
Indriemayatie berkata, label kemasan pada pangan olahan merupakan media informasi yang memuat keterangan tentang pangan. Sudah seharusnya memberikan informasi yang benar dan jelas kepada masyarakat.
"Namun, ada kalanya label tersebut mencantumkan hal yang berlebihan atau menyamarkan sesuatu sehingga memberikan makna yang tidak sesuai. Oleh karena itu, label pangan olahan yang diperdagangkan perlu diatur agar membuat keterangan yang benar dan tidak menyesatkan,” tambahnya.
Penting untuk diketahui, dilansir dari rilis yang diterima oleh tim Fimela.com, aturan terkait label pangan sudah diatur dalam Peraturan BPOM Nomor 20 Tahun 2021 Tentang Perubahan atas Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018 Tentang Label Bahan Pangan Olahan, Peraturan BPOM Nomor 16 Tahun 2020 Tentang Pencantuman Informasi Nilai Gizi untuk Pangan Olahan yang diproduksi oleh UMKM, dan Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2019 Tentang Informasi Nilai Gizi pada Pangan Olahan.
Telaah 3 Informasi Penting yang Terdapat dalam Label Kemasan
Agar lebih mudah membaca tabel informasi nilai gizi pada label pangan olahan, Indriemayatie menyarankan konsumen untuk fokus pada beberapa poin berikut:
1. Jumlah sajian untuk setiap kemasan
Informasi nilai gizi menunjukkan takaran untuk satu sajian, bukan untuk satu kemasan.
2. Total Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Pada bagian bawah tabel informasi nilai gizi, tercantum % AKG berdasarkan kebutuhan energi 2,150 kkal (kebutuhan energimu mungkin lebih tinggi atau rendah).
Keterangan ini bisa menunjukkan berapa kadar nutrisi pada pangan olahan, bisa dalam satuan mg, gr, atau persen. Kebutuhan nutrisi dikatakan terpenuhi jika persentase AKG pada kemasan menunjukkan angka 100%.
3. Total kalori untuk setiap sajian
Pada tabel informasi nilai gizi, tercantum jumlah per sajian. Biasanya dalam tabel tersebut terdapat energi total. Keterangan ini menunjukkan berapa jumlah kalori yang diberikan untuk setiap sajian yang ada di dalam kemasan. Kalori total ini mencakup kalori yang dihasilkan dari lemak dalam makanan tersebut. BPOM mengimbau masyarakat untuk melakukan Cek KLIK, yakni Kemasan, Label, Izin edar, dan Kadaluarsa.
"Pastikan kemasan tidak penyok, kemudian baca semua informasi yang tercantum, cek izin edar dengan aplikasi Cek BPOM, dan pastikan produk tidak melebihi masa kedaluwarsa," jelas Indriemayati.
Ia melanjutkan, kandungan gizi pada produk pangan terkemas yang harus dibatasi adalah gula, garam, dan lemak. Oleh karena itu, BPOM mengeluarkan logo Pilihan Lebih Sehat pada kemasan pangan, tujuannya agar konsumen lebih bijak dalam membeli pangan olahan.
Beberapa di antara yang diberikan logo Pilihan Lebih Sehat, ada mi instan dan minuman kemasan. Dua kelompok makanan ini merupakan yang banyak dikonsumsi dan menjadi penyumbang gula, garam, dan lemak yang tinggi.
Pentingnya Membaca Kemasan Pangan Olahan
Dengan membaca label kemasan, konsumen bisa mendapat informasi yang jelas terkait produk. Label bisa menjadi penentu keputusan konsumen untuk membeli atau tidak. Setelah melihat label nilai gizi produk, konsumen akan dimudahkan dalam mengambil keputusan.
Pihak brand dari produk-produk ini, bisa juga mengedukasi konsumen dengan informasi zat gizi apa saja yang terkandung di dalamnya. Sehingga fungsi dan tata cara penggunaan produk jadi lebih tepat sasaran.
Bahkan, membaca label yang tepat dan sesuai dapat berdampak pada penurunan prevalensi penyakit tidak menular seperti diabetes, kanker, hipertensi, dan lainnya, karena dalam label tersebut dicantumkan komposisi serta informasi nilai gizi sehingga konsumen bisa memilih produk yang sesuai kebutuhan gula, garam, dan lemak mereka.
Label pada kemasan pangan adalah sarana komunikasi antara produsen dengan konsumen. Produsen memberikan informasi pada konsumen tentang apa saja yang terkandung dalam produknya agar konsumen tahu manfaat dari pangan tersebut.
"Label juga bisa menjadi sarana untuk perdagangan yang adil, jujur, dan bertanggung jawab. Dalam hal ini, label sebagai wujud tanggung jawab dari produsen dalam memberikan informasi yang sebenar-benarnya. Selain itu, label juga bisa melindungi jika konsumen ingin mengonsumsi sesuatu namun ada beberapa bahan yang harus dihindari karena alergi, maka konsumen bisa melihat di label yang disediakan oleh produsen,” tutup Indriemayatie
*Penulis: Vania Ramadhani Salsabillah Wardhani.
#Elevate Women