Fimela.com, Jakarta Memiliki bekal dan pengetahuan luas tentu menjadi hal penting bagi para calon investor. Jika sudah paham cara berinvestasi yang benar, maka akan membawa keuntungan pada seseorang dalam mengembangkan punda-pundi.
Umumnya, cara investasi berbeda-beda tergantung pada jenis investasi yang dimiliki. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), investasi merupakan penanaman modal atau uang dalam suatu perusahaan atau proyek yang bertujuan memperoleh keuntungan.
Terdapat berbagai cara untuk memilih instrumen tertentu yang harus didasarkan sejumlah perhitungan, terutama profil risiko yang secara umum terbagi menjadi tiga, yakni Konservatif (toleransi terhadap risiko investasi yang rendah), Moderat (toleransi terhadap risiko investasi yang menengah dan Agresif (toleransi terhadap risiko investasi yang tinggi).
Dalam setiap jenis investasi memiliki mekanisme dan keuntungan serta risiko yang berbeda-beda. Maka, ini harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Benny Fajarai, Co-Founder Lifepal.co.id sebagai marketplace asuransi terbesar di Indonesia membagikan 5 tips yang wajib diketahui calon investor sebelum memilih instrumen investasi berdasarkan siaran rilis yang Fimela terima, Sabtu (25/12).
1. Tidak ada Kata Terlambat, Mulai Investasi Sekarang
Untuk mulai berinvestasi, tak perlu tunggu mapan secara finansial. Definisi mapan finansial pun cukup rancu guna menjadikan seseorang layak dalam memulai investasi. Jika merasa sudah cukup memiliki penghasilan tetap dan memiliki dana darurat yang cukup, maka tidak ada alasan untuk belum memulai investasi. Berapapun usia sekarang, tidak ada kata terlambat untuk berinvestasi. Mulailah dari sekarang.
Investasi pun tidak selalu harus dimulai dari dana yang besar. Saat ini pun banyak instrumen investasi yang dapat dilakukan dengan setoran rendah seperti Rp100 ribu, yakni saham, reksa dana, deposito atau menabung emas.
2. Pilih Investasi yang Imbal Hasilnya Melawan Inflasi
Mungkin ada sebagain orang yang tidak menyadari bahwa nilai uang semakin turun. Sebagai analoginya, pada 2020 uang Rp10 ribu masih bisa dibelanjakan untuk seporsi mie ayam. Namun dengan nominal yang sama di 2021, seporsi mie ayam yang dibeli oleh penjual yang sama kemungkinan mengalami kenaikan harga. Itulah gambaran inflasi.
Selama lima tahun terakhir, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai inflasi Indonesia berada di rentang 3-5 persen.
Walau tergolong cukup rendah, namun faktanya inflasi itu ada. Nah, salah satu contoh investasi yang bisa menjadi pilihan dalam melawan laju inflasi adalah sahan dan reksa dana. Namun, tentu kembali pada produk investasinya yang harus sesuai dengan profil risiko.
3. Diversifikasi Produk Investasi
Benny menyebut, jangan letakkan telur dalam satu keranjang. Karena apabila keranjangnya jatuh, maka seluruh telur bisa pecah. Hal tersebut bisa menggambarkan maksud dari diversifikasi, di mana ini sama halnya dengan investasi.
“Kamu perlu menyimpan modal investasi di beberapa instrument sekaligus. Tujuannya adalah untuk menekan risiko kegagalan atau kerugian di kemudian hari. Apabila salah satua aset merugi, maka masih ada aset lain yang aman. Lantas apa saja instrumen investasi yang perlu dipilih? Lagi-lagi disesuaikan dengan profil risiko dan review portfolio masing-masing ya,” ujarnya.
4. Jangan Cuma Ikut-ikutan, Sesuaikan dengan Target
Dalam satu dekade terakhir, literasi masyarakat terkait investasi terus meningkat. Maka tak heran jika pembahasan investasi menjadi topik sehari-hari baik di keluarga, kerabat maupun kerja.
“Namun apapun pilihan investasimu, jangan cuma didasarkan oleh ikut-ikutan ya. Jangan karena ada salah satu instrumen investasi yang sedang naik daun, lantas kita asal ikut,” ucap Benny.
Pemahaman yang mendalam harus berdasarkan riset yang dilakukan sebelum masuk ke salah satu instrumen investasi. Menurut Benny, pemilihan investasi ini juga perlu disesuaikan dengan target return yang ingin dicapai.
Misal, untuk jangka panjang dapat memilih saham, emas atau obligasi. Sedangkan untuk jangka menengah bisa dengan reksa dana atau emas. Sementara untuk jangka pendek dapat melalui reksa dana pasar uang.
5. Perhatikan Proteksi Diri dan Keluarga
Tak dapat dipungkiri, meski telah berhati-hati dalam memilih instrumen investasi, tidak ada yang bisa menjamin pula investasi tersebut akan berlipat ganda mendapatkan keuntungan. Bisa saja nilai investasi menyusut drastis akibat risiko kejadian tak terduga.
Dengan demikian, penting untuk memiliki proteksi terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk berinvestasi, misalnya berupa asuransi yang berfungsi melindungi diri sendiri maupun keluarga dari berbagai risiko kejadian tidak terduga seperti sakit, kerusakan kendaraan atau bahkan meninggal dunia.
Proteksi ini tentu dapat melindungi stabilitas finansial keluarga dari kemungkinan besarnya uang yang harus dikeluarkan apabila kejadian tidak diinginkan tersebut terjadi.
Itulah beberapa tips yang cocok untuk Sahabat Fimela yang berkeinginan untuk mencoba memulai investasi. Jangan takut ya!
Penulis: Atika Riyanda Roosni
#Elevate Women